Maracaibo, Venezuela (ANTARA News) - Pemain bintang asal Argentina, Juan Roman Riquelme, mulai memahami ironi dalam sepakbola setelah timnya menelan pahitnya kekalahan 0-3 dari Brazil dalam final Copa America. Riquelme yang bintangnya mulai bersinar bagi publik pecinta sepakbola itu merasa "terpukul" dengan gagal menghantar Argentina merebut Copa America. Gelandang muda itu merasa bahwa timnya telah menunjukkan penampilan terbaik, terbukti mampu menyarangkan sebanyak 16 gol ke gawang lawan dalam lima pertandingan. Hasil itu membuat Riquelme tampak berbunga-bunga. Ia bersama rekannya satu tim optimistis mampu mengalahkan tim Brazil untuk mengakhiri penantian selama 14 tahun guna merebut gelar terhormat dalam percaturan sepakbola Amerika Latin. Kenyataannya justru di luar dugaan. Riquelme tampak tidak berkutik menghadapi keperkasaan para pemain Brazil dalam babak final yang diadakan pada Minggu (Senin dinihari WIB). Paling tidak ia memiliki dua peluang mencetak gol. Salah satunya tendangan keras yang dilepaskan meski dapat ditepis oleh penjaga gawang Brazil Doni. Kegagalan itu tentu mengecewakan harapan publik yang selama ini menaruh harapan kepada Riquelme agar menjadi jenderal lapangan tengah. Apa yang terjadi pada diri Riquelme itu agaknya terpulang pada kritik yang selama terlontar kepada kubu Argentina. Utamanya, cara pelatih membangun kebersamaan. Riquelme tidak dimasukkan dalam akuad Argentina pada Piala Dunia 2002. Empat tahun kemudian pada Piala Dunia di Jerman, pelatih Jose Pekerman memberi kepercayaan kepada Riquelme. Bahkan penampilan Riquelme begitu berperan ketika Argentina mencampakkan Serbia dan Montenegro dengan 6-0 dalam putaran pertama. Bahkan, ia terpilih sebagai pemain terbaik. Ia sempat terguncang ketika tim Argentina berhadapan dengan Jerman dalam kuarter-final. Waktu itu ia gagal mengambil tendangan penalti setelah kedua tim bermain imbang 1-1. Kemudian ia mengundurkan diri dari timnas Argentina pada September. Penampilannya yang mengundang kritik pedas dari publik itu agaknya dipengaruhi oleh kondisi kesehatan ibunya. Situasi hati Riquelme jadi gundah. Sesudah memimpin Boca Juniors dalam Piala Libertadores pada awal tahun ini. Riquelme menerima panggilan kembali ke timns. Timbul tenggelam peran Riquelme seakan berulang dalam laga Copa America di Venezuela. Debat seputar peran dirinya dalam tim tampak lebih menghangat ketimbang hari-hari sebelumnya, demikian laporan Reuters. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007