Denpasar (ANTARA News) - Dua nama pimpinan "gang", yakni Tawok dan Tu Gus, terungkap selaku komandan lapangan (korlap) atas aksi kerusuhan dengan merusak dan membakar sejumlah kantor kepala desa pascapelaksanaan Pilkada di Buleleng.
Petugas pada Direktorat Reserse Kriminal Kepolisian Daerah (Ditreskrim Polda) Bali di Denpasar, Senin, menyebutkan bahwa sejumlah tersangka pelaku yang telah berhasil diringkus pada pokoknya menyebut-nyebut dua nama tersebut selaku korlap.
Sebagai korlap, Tawol dan Tu Gus selain telah memberikan pengarahan sebelum aksi dimulai lewat tengah malam pada 26 Juni 2007 juga telah menyerahkan sejumlah uang untuk kepentingan aksi.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resort (Kasat Reskrim Polres) Buleleng, AKP Pande Sugiartha, yang dihubungi dari Denpasar mengakui kalau orang bernama Tawok dan Tu Gus disebut-sebuh selaku korlap atas serangkaian aksi kerusuhan di Buleleng.
Namun demikian, kedua orang tersebut hingga kini masih menjadi buronan, dan diduga kuat telah meninggalkan rumahnya di wilayah Buleleng, katanya.
Pande Sugiartha mengaku sudah mengantongi alamat rumah kedua buronannya itu, sehingga kini tinggal menunggu waktu saja.
"Saya pikir tinggal tunggu waktu saja, pasti keduanya berhasil kita ringkus," kata Pande.
Mengenai jumlah tersangka, Pande mengatakan bahwa terjadi penambahan lagi menjadi enam dari sebelumnya lima orang.
Tersangka yang terakhir ditangkap bernama Wayan Suwetja (54), penduduk Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, ujarnya.
Dikatakannya, dari hasil pemeriksaan sementara terungkap bahwa para tersangka begitu nekad melakukan aksi pembakaran setelah diiming-imingi ongkos sebesar Rp2 juta untuk setiap kantor Kades yang dapat dibumihanguskan.
"Para tersangka mengakui itu. Namun, dari jumlah uang yang dijanjikan, mereka mengaku baru menerimanya sebesar Rp600.000 sebagai uang muka," ucapnya.
Untuk mengetahui orang yang telah menyerahkan dana untuk kepentingan aksi, petugas kini terus melakukan upaya penyelidikan dan pemburuan di lapangan.
Aksi perusakan dan pembakaran pasca-pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) di Buleleng itu diduga kuat diprakarsai seseorang atau kelompok tertentu yang merasa kurang puas dengan hasil akhir dari pelaksanaan pesta demokrasi.
Dalam aksi yang dilancarkan di tengah kesunyian malam pada 26 Juni 2007, para tersangka tidak hanya telah membumihanguskan lima kantor kepala desa (kades), tetapi juga merusak satu warung lesehan, serta rumah tinggal, dan membakar dua sepeda motor milik Wayan Kasna, Kepala Dusun (Kadus) Cempaga, Kecamatan Banjar.
Untuk pengusutan lebih lanjut, kelima tersangka kini ditahan jajaran Polres Buleleng, Bali bagian utara.
Sementara itu, untuk penghitungan suara KPUD Buleleng yang telah dinyatakan final, telah menetapkan pasangan Drs Putu Bagiada MM dan Drs Made Arga Pynatih, masing-masing sebagai Bupati dan wakil Bupati Buleleng periode 2007-2012.
Pasangan yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu tercatat mengantongi suara terbanyak, yakni 112.033 suara atau 36.17 persen, sehingga Bagiada kembali memimpin Kabupaten Buleleng untuk masa jabatan kedua kalinya.
Lawan-lawannya, yakni Ir Nyoman Ray Yusha-Ni Putu Febriantari mengantongi 81.373 suara, disusul dari Partai Golkar yang mengusung I Nyoman Sugawa Korry-Luh Kerthianing dengan 68.064 suara, dan kandidat Made Westra-Ketut Englan meraih 48.102 suara. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007