Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Seoul, Korea Selatan (Korsel), guna menindaklanjuti kemitraan strategis (Strategic Partnership) yang telah disepakati kedua negara pada Desember 2006.
Dalam kunjungan dua harinya, yakni 24-25 Juli 2007, Presiden Yudhoyono akan bertemu dengan Presiden Roh Moo-Hyun, kata Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal, di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, sejak penandatanganan "strategic partnership" tersebut memang telah terjadi peningkatan interaksi yang cukup drastis, baik di tingkat menteri maupun pejabat tinggi, di berbagai sektor untuk mengimplementasikan kemitraan itu.
Dino menambahkan, saat ini telah terbentuk berbagai kelompok kerja, antara lain bidang perdagangan dan investasi, bidang energi dan sumber daya alam, bidang infrastruktur, bidang teknologi informasi dan bidang industri pertahanan.
"Hal ini mencerminkan pesatnya perluasan hubungan Indonesia dan Korsel, yang juga diharapkan akan dimotori oleh pihak swasta kedua negara. Ini juga mencerminkan bahwas `strategic partnership` bukan hanya di mulut, tapi juga di hati dan dijelmakan di lapangan," tuturnya.
Neraca perdagangan Indonesia dengan Korsel pada 2006 menunjukkan, Indonesia mengalami surplus sebesar 4,818 milIar dolar AS, dengan nilai ekspor Indonesia mencapai 7,694 miliar dolar AS, sementara nilai impor ke Korea Selatan sebesar 2,876 miliar dolar AS.
Mengenai investasi, Indonesia merupakan negara tujuan investasi Korsel terbesar keempat, dengan total investasi mencapai 4,77 miliar dolar AS.
Kunjungan ini merupakan kunjungan kedua Presiden Yudhoyono ke Korsel, setelah sebelumnya mengunjungi Busan pada bulan November 2005 untuk menghadiri konferensi APEC. Ini juga merupakan kunjungan balasan dari kunjungan Presiden Roh Moo-Hyun ke Jakarta pada bulan Desember 2006 yang lalu.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007