Jakarta (ANTARA News) - Tim nasional Indonesia akan menghadapi Korea Selatan pada laga terakhir Grup D Piala Asia 2007, Rabu (18/7), dan pelatih Indonesia Ivan Venkov Kolev menekankan bahaya umpan-umpan silang kesebelasan negeri ginseng itu. "Korea adalah tim yang hebat. Untuk itu kami berlatih sangat serius terutama dalam mengantisipasi umpan silang yang menjadi kekuatan mereka," kata pelatih asal Bulgaria itu usai memimpin sesi latihan pagi di Lapangan Tim Nasional, Senayan, Jakarta, Senin. Pada latihan pagi yang berlangsung dua jam itu memang terlihat Ponaryo Astaman dkk. banyak belajar cara yang paling efektif untuk menghalau umpan-umpan silang yang melambung ke kotak penalti. Menurut Kolev, gaya permainan Korsel jauh berbeda dibandingkan dua tim yang dihadapi sebelumnya, Bahrain dan Arab Saudi yang sama-sama berasal dari Timur Tengah. Pelatih berusia 50 tahun itu mengamati sistem permainan pasukan Peter "Pim" Verbeek itu lebih mirip dengan China dan Jepang. "Mereka menerapkan permainan yang sederhana. Sangat jarang kita lihat pemain yang berlama-lama menguasai bola, selalu langsung diumpan," jelasnya. "Tapi nanti siang kami akan rapat di hotel untuk bersama-sama mengamati rekaman pertandingan Korea guna menentukan strategi apa yang paling tepat untuk bisa mengalahkan mereka," tambah Kolev. Senada dengan sang pelatih, para pemain pun menyatakan kekuatan Satria Taeguk --julukan Korsel-- terletak pada umpan silang mereka dan kelemahan tim Merah Putih justru dalam mengantisipasi umpan silang. Dua gol Arab Saudi yang bersarang di gawang Yandri Pitoy ketika Indonesia kalah 1-2 berawal dari umpan silang para pemain lawan. Pemain belakang Indonesia, Charis Yulianto, mengakui kekurangan itu namun dengan cepat menegaskan mereka terus berusaha memperbaiki diri. "Pada pertandingan lalu memang kami kecolongan akibat kehilangan konsentrasi. Kami harus lebih disiplin dalam bermain dan terus melakukan kontrol posisi," jelas bek dari klub Sriwijaya FC itu. "Tetapi saya lihat Korea tidak terlalu mengandalkan umpan silang dalam permainan, justru bola-bola pendek mereka lebih berbahaya," sambungnya. Sementara pemain depan Indonesia Elie Aiboy semua pemain perlu untuk menjaga ketat pemain Korsel sejak mereka menguasai bola. "Pokoknya jangan biarkan pemain Korea melepas umpan silang ke kotak penalti kita. Harus dihadang sejak awal," tegas pencetak gol ke gawang Arab Saudi itu. Sementara itu gelandang Ponaryo Astaman, yang absen saat menghadapi Arab Saudi karena cedera, menyatakan dirinya semakin fit dan siap bermain jika pelatih memerintahkan. "Rasa sakitnya sudah berkurang dan saya siap bermain melawan Korea," tegas pemain yang dipastikan akan mengenakan ban kapten jika diturunkan Kolev. Pertandingan yang akan berlangsung Rabu (18/7) pukul 17.20 WIB di Stadion Utama Gelora Bung Karno itu akan sangat menentukan perjalanan kedua tim dalam turnamen itu. Indonesia butuh kemenangan agar aman lolos ke babak delapan besar, kalah berarti tersingkir. Jika imbang, harus menunggu hasil pertandingan Arab Saudi versus Bahrain yang berlangsung di Palembang pada saat bersamaan. Kalau Indonesia imbang sementara Arab Saudi menang maka Indonesia yang akan lolos, tetapi kalau Bahrain yang menang maka Arab Saudi yang lolos karena unggul "head-to-head" dari Indonesia --dalam peraturan pertandingan, AFC mendahulukan "head-to-head" tim yang memiliki nilai sama daripada selisih gol. Kalau Indonesia imbang sementara Arab Saudi dan Bahrain imbang maka Indonesia akan lolos karena unggul "head-to-head" dari Bahrain. Sementara Korsel, yang baru mengumpulkan satu poin, harus memetik kemenangan atas Indonesia. Itupun belum menjamin kelolosan mereka karena jika Arab Saudi dan Bahrain bermain imbang maka Korsel --walau menang atas Indonesia-- tidak akan lolos akibat kalah "head-to-head" dari Bahrain. "Situasi yang membingungkan ini membuktikan bahwa tidak ada tim yang bisa dianggap lemah di Piala Asia kali ini. Dari 16 peserta baru Malaysia dan UAE (Uni Emirat Arab) yang pasti tersingkir, lainnya masih berpeluang," jelas Kolev. "Pokoknya kami harus menang atas Korsel agar tidak tergantung dari tim lain," tegasnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007