Banjarnegara (ANTARA News) - Warga di sejumlah wilayah Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mengaku masih trauma pascagempa berkekuatan 4,4 Skala Richter yang terjadi pada hari Rabu (18/4).
"Gempa itu terjadi kemarin (Rabu, red.), sekitar pukul 13.30 WIB, selama 2 detik, brung, hancur semua," kata salah seorang warga, Wardi saat ditemui di rumahnya, Desa Kasinoman RT 01 RW 01, Kecamatan Kalibening, Banjarnegara, Kamis.
Ia mengatakan gempa tersebut mengakibatkan tembok rumahnya retak-retak dan beberapa bagian terlihat miring sehingga seluruh anggota keluarganya terpaksa tidur di luar rumah pada Rabu (18/4) malam.
Menurut dia, sejak gempa tersebut terjadi, tercatat sebanyak empat kali gempa susulan yang mengejutkan warga.
Oleh karena itu, kata dia, sebagian besar warga terutama kaum wanita dan anak-anak telah mengungsi ke tempat-tempat pengungsian maupun rumah saudara.
"Hari ini, keluarga saya terpaksa mengungsi ke rumah saudara di Pandanarum. Selain karena kakek-neneknya anak-anak sudah kangen, mereka juga ingin menenangkan diri," katanya.
Kendati istri dan anak-anaknya telah mengungsi, dia mengaku untuk sementara masih bertahan di rumahnya untuk menjaga beberapa harta benda yang belum diungsikan.
Salah satu harta milik Wardi yang belum diungsikan berupa seekor sapi potong yang masih berada di kandang samping rumah.
"Kalau memang harus terjadi pada sapi ini, saya pasrah kepada Allah," ujarnya.
Berdasarkan analisis BMKG, sebagian wilayah Banjarnegara diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan 4,4 SR pada hari Rabu (18/4), pukul 13.28 WIB.
Pusat gempa berlokasi di darat pada kedalaman 4 kilometer pada jarak 52 kilometer utara Kebumen.
BMKG melaporkan lokasi pusat gempa berada di darat yang diakibatkan oleh aktivitas patahan atau sesar lokal.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banjarnegara Arief Rahman mengatakan gempa tersebut mengakibatkan 316 bangunan di Kecamatan Kalibening mengalami kerusakan, 62 unit di antaranya berlokasi di Desa Kertosari, 217 lainnya di Desa Kasinoman, dan 37 unit di Desa Plorengan.
Menurut dia, gempa juga merusak sejumlah fasilitas umum, yaitu tiga masjid, satu mushala, dan satu gedung sekolah SMPN 2 Kalibening.
"Berdasarkan data sementara diketahui ada dua orang meninggal dunia akibat gempa, yakni Asep (13) dan Kasri (80), keduanya berasal dari Desa Kasinoman," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018