Kota Gaza (ANTARA News) - Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) gagal menyelenggarakan pertemuan parlemen Palestina, Ahad, dalam apa yang dipandang sebagai upaya guna menantang keabsahan pemerintah sementara yang baru dibentuk pekan lalu oleh faksi saingannya, Fatah --pimpinan Presiden Mahmoud Abbas. Kendati 67 suara diperlukan bagi suatu kuorum, sidang tersebut hanya dihadiri oleh sebanyak 30 anggota parlemen, sementara anggota parlemen dari Fatah memboikot pertemuan itu, dan sebanyak separuh anggota HAMAS di Dewan Legislatif Palestina berada di dalam berbagai penjara Israel. HAMAS meraih mayoritas dalam pemilihan anggota parlemen Palestina pada Januari 2006. Abbas membubarkan pemerintah Palestina pimpinan HAMAS bulan lalu, setelah kelompok pejuang garis keras tersebut menguasai Jalur Gaza, dan mendepak Fatah. Ia kemudian mengumumkan keadaan darurat dan menunjuk pemerintah yang kebanyakan anggotanya berasal dari kalangan teknokrat di bawah pimpinan Salam Fayyad. Fayyad meletakkan jabatannya Jumat, saat masa keadaan darurat 30-hari berakhir, dan segera diminta oleh Abbas untuk membentuk pemerintah sementara baru. Tindakan tersebut dilakukan setelah HAMAS memboikot sidang parlemen pekan lalu dalam protes terhadap tindakan Abbas belum lama ini dan di tengah keprihatinan bahwa hukum akan disahkan untuk memperkokoh posisi Abbas. HAMAS telah menolak kedua pemerintah pimpinan Fayyad. Pemerintah sementara perlu memperoleh persetujuan parlemen, tapi tanpa parlemen yang berfungsi Abbas mungkin akan memintanya untuk berfungsi tanpa batas waktu.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007