Semarang (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengakui penerapan sistem distribusi tertutup untuk elpiji 3 kilogram atau elpiji melon memerlukan persiapan.
"Soal distribusi tertutup elpiji 3 kg, saya kira perlu persiapan panjang," katanya, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu petang.
Hal itu diungkapkan Jonan saat meninjau Area Pengatur Beban (APB) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, di Ungaran, Kabupaten Semarang.
Jonan menjelaskan setiap daerah yang dipasok elpiji 3 kg memiliki wilayah yang teramat luas dengan kondisi geografis yang berbeda, termasuk kultur masyarakat masing-masing daerah yang juga berbeda.
"Kalau distribusi tertutup elpiji 3 kg diterapkan perlu waktu 1-2 tahun persiapan supaya tidak salah, mulai pendataan, sosialisasi, dan sebagainya," katanya.
Karena itu, Jonan kembali mengimbau kepada masyarakat bahwa elpiji 3 kg diperuntukkan bagi masyarakat yang kurang beruntung atau kurang mampu.
"Kalau masyarakat mampu, kemudian ada foto orang naik Mitsubishi Pajero beli elpiji 3 kg, ini menurut saya empatinya terhadap masyarakat dan bangsa secara keseluruhan kurang," katanya.
Mengenai pasokan elpiji 3 kg menjelang Lebaran tahun ini yang dikhawatirkan terjadi kelangkaan, ia meminta masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan.
"Pertamina sudah tanya ke saya, `Pak, ini yang mau ditertibkan yang oplosan`, silakan. Kalau yang ada oplosan ditertibkan supaya jangan kemudian beli elpiji 3 kg dioplos dan dijual seharga elpiji 12 kg," katanya.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018