Washington (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (17/4) mempertahankan prakiraan pertumbuhan ekonomi dunia tidak berubah untuk tahun ini dan tahun depan, tetapi memperingatkan bahwa potensi konflik perdagangan berbasis luas mengancam menggagalkan pertumbuhan global sebelum waktunya.

Dalam "World Economic Outlook" yang baru dirilis, IMF mengatakan ekonomi global akan tumbuh 3,9 persen pada 2018 dan 2019, tidak berubah dari perkiraan sebelumnya pada Januari.

Pemulihan global didukung oleh "momentum kuat, sentimen pasar yang menguntungkan, kondisi-kondisi keuangan yang akomodatif, serta dampak domestik dan internasional dari kebijakan fiskal ekspansif di Amerika Serikat," kata IMF sebagaimana dikutip Xinhua.

Maurice Obstfeld, penasihat ekonomi dan direktur penelitian di IMF, mengatakan bahwa ekonomi dunia terus menunjukkan momentum berbasis luas, tetapi prospek konflik serupa berbasis luas atas perdagangan memberikan gambaran yang merugikan.

"Prospek pembatasan perdagangan dan pembatasan-pembatasan balasan mengancam akan merusak kepercayaan dan menggagalkan pertumbuhan global sebelum waktunya," kata Obstfeld dalam konferensi pers, Selasa (17/4).

"Bahwa ekonomi-ekonomi utama memainkan perang dagang pada saat ekspansi ekonomi meluas mungkin tampak paradoks - terutama ketika ekspansi sangat bergantung pada investasi dan perdagangan," katanya.

Obstfeld menyerukan "penyelesaian sengketa yang dapat diandalkan dan adil" dalam kerangka multilateral berbasis aturan yang kuat untuk mengatasi masalah kekayaan intelektual dan "praktik perdagangan yang tidak adil" lainnya.

"Ada ruang untuk memperkuat sistem saat ini daripada risiko fragmentasi bilateral perdagangan internasional," katanya, menambahkan bahwa kerja sama multilateral tetap penting untuk mengatasi berbagai tantangan, termasuk perubahan iklim, penyakit menular, keamanan cyber, dan tata kelola perdagangan dunia.

"Saling ketergantungan global hanya akan terus tumbuh dan kecuali negara-negara menghadapinya dalam semangat kolaborasi, bukan konflik, ekonomi dunia tidak bisa makmur," katanya.

Meskipun Amerika Serikat telah terlibat dalam beberapa negosiasi bilateral untuk mengurangi defisit perdagangan AS dengan mitra dagang individual, Obstfeld percaya bahwa inisiatif ini tidak akan banyak mengubah keseluruhan defisit transaksi berjalan eksternal AS.

Defisit transaksi berjalan eksternal AS secara keseluruhan "terutama bergantung pada tingkat agregat belanja AS yang terus melebihi pendapatan total," katanya, menambahkan bahwa paket pemotongan pajak AS baru-baru ini dan peningkatan belanja pemerintah akan "benar-benar memperluas" defisit transaksi berjalan AS.

"Dibandingkan dengan proyeksi kami Oktober 2017, yang mendahului perubahan pajak dan pembelanjaan AS baru-baru ini, kami sekarang memperkirakan defisit transaksi berjalan Amerika Serikat untuk 2019 menjadi sekitar 150 miliar dolar AS lebih tinggi," kata dia.

Baca juga: IMF proyeksikan ekonomi global tumbuh 3,6 persen pada 2017

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018