Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat dan Inggris, Senin, menuding Rusia melakukan serangan siber terhadap perangkat dan pranata keamanan jaringan komputer lembaga pemerintah, bisnis dan pengelola prasarana di seluruh dunia.
Washington dan London mengeluarkan peringatan bersama, yang menyebutkan bahwa serangan peretas dukungan pemerintah Rusia ditujukan untuk meningkatkan pemata-mataan, pencurian kekayaan intelektual serta berbagai kegiatan "jahat" lain, yang bisa meningkat menjadi serangan.
Pengumuman itu adalah lanjutan dari serangkaian peringatan pemerintah negara Barat bahwa Moskow berada di balik serentetan serangan dunia maya.
AS, Inggris dan beberapa negara lain pada Februari menuduh Rusia menyebarkan virus "NotPetya", yang pada 2017 melumpuhkan sebagian prasarana Ukraina serta merusak komputer di seluruh dunia hingga menyebabkan perusahaan merugi miliaran dolar.
Kremlin belum menanggapi permintaan untuk berkomentar. Namun, kedutaan besar Rusia di London telah mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa tuduhan-tuduhan Inggris soal ancaman dunia maya dari Moskow adalah "contoh mencolok betapa sembrono, provokatif dan tak berdasarnya kebijakan soal Rusia".
Moskow telah membantah tuduhan-tuduhan sebelumnya bahwa pihaknya melancarkan serangan dunia maya terhadap Amerika Serikat dan negara-negara lain.
Baca juga: Asia dan Timur Tengah jadi titik panas pelaku kejahatan siber
Baca juga: Gedung Putih sedang pertimbangkan sanksi tambahan pada Rusia
Baca juga: AS ancam sanksi baru, Rusia ancam membalas
Badan intelijen AS pada tahun lalu menuding Rusia mencampuri pemilihan 2016 dengan melancarkan peretasan dan propaganda untuk mendukung kampanye presiden Donald Trump. Bulan lalu, pemerintahan Trump menuduh Rusia melakukan serangan-serangan dunia maya yang mengincar jaringan kekuatan AS.
Sejumlah pejabat Amerika dan Inggris mengatakan bahwa serangan-serangan yang diungkapkan pada Senin telah berdampak pada banyak lembaga, termasuk penyedia layanan Internet, perusahaan swasta serta penyedia infrastruktur sangat penting. Mereka tidak menyebutkan identitas para korban ataupun memberikan rincian soal dampak serangan.
Hubungan Rusia dengan Inggris menegang setelah Perdana Menteri Inggris Theresa May menyalahkan Moskow atas serangan racun saraf terhadap bekas mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, di kota Salisbury, Inggris, pada 4 Maret, demikian Reuters.
Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018