"Jembatan Widang ini selalu memperoleh pengecekan dan perawatan secara rutin karena masuk jembatan yang usianya sudah 20 tahun," kata Kepala Dinas Perhubungan Lamongan Akhmad Farikh dekat jembatan Widang, Tuban, Selasa.
Ditanya penyebab ambrolnya jembatan Widang sisi barat itu, ia tidak berani menjelaskan, tetapi Kapolsek Babat Kompol Agus Wahono memperkirakan faktor utama ambrolnya jembatan Widang adalah karena sudah tua.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan akan segera mengidentifikasi penyebab ambrolnya jembatan ini.
"Bagi Kementerian Perhubungan memang akan melakukan identifikasi berkaitan dengan ambruknya jembatan itu, bagaimana itu bisa terjadi," kata Budi Karya di Majalengka, Selasa.
Jembatan Widang bagian barat di Kecamatan Widang, Tuban, ambrol Selasa sekitar pukul 11.05 WIB. Tiga truk dan sebuah sepeda motor tercebur ke dalam Bengawan Solo, sedangkan seorang pengemudi truk bernama Muklisin (48), asal Desa Banter, Kecamatan Benjeng, Gresik, meninggal dunia akibat insiden ini.
Baca juga: Langkah-langkah Menhub setelah jembatan Widang ambruk
Seorang pengemudi truk lainnya bernama Samsul Arif (52) asal Trowulan, Mojokerto, selamat tetapi menderita luka-luka akibat truknya masuk Bengawan Solo.
Korban lainnya yaitu Afifudin (20), warga Desa Sumurgenuk, Kecamatan Babat, Lamongan dan Ubaidillah Maksum, asal Desa Rembes, Tuban, yang juga ikut tercebur bersama sepeda motornya, tetapi keduanya selamat.
Menurut petugas Puskesmas Widang, Tuban Alimin, yang ikut mengevakuasi korban bahwa satu truk yang tercebur berisi berbagai bahan material sedangkan satu truk lainnya berisi pasir.
Meskipun jembatan Widang ambrol, tetapi di bawah jembatan sebelah utara terdapat sebuah warung makanan dan minuman yang dipenuhi pengunjung, termasuk warga yang beristirahat setelah melihat menyaksikan kejadian itu.
Baca juga: Pasca Jembatan Widang, kontruksi semua jembatan di Jatim diperiksa
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018