"Satu-satunya cara untuk mengevakuasi tiga truk yang tercebur di Bengawan Solo dengan memanfatkan crane," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban Joko Ludiyono, di lokasi jembatan Widang, Selasa.
Dari hasil koordinasi dengan polres, kata dia, untuk mengevakuasi tiga truk yang masuk ke Bengawan Solo perlu crane dengan kemampuan 200 ton.
"PT Semen Gresik Tuban memiliki crane tetapi kemampuannya hanya 70 ton," ujarnya.
Menurut dia, untuk mengevakuasi tiga truk yang masuk ke Bengawan Solo dengan memanfaatkan crane jelas akan mengalami kesulitan.
"Kita belum tahu nanti posisi "crane"," ucapnya.
Informasi yang diperoleh Antara dari lokasi jembatan yang patah tersebut, dua pengendara sepeda motor dengan nomor L 3466 DJ yang selamat yaitu Ubaidillah Maksum warga Desa Rembes, Kecamatan Palang, Tuban, dan Afifudin (20) warga Desa Sumurgenuk, Kecamatan Babat, Tuban.
Selain itu, pengemudi truk dengan nomor pol S.8569 UE atas nama Samsul Arif (52), asal Trowulan, Mojokerto, menderita luka-luka. "Saya yang membawa korban Samsul Arif ke Puskesmas Widang," kata petugas Puskesmas Widang, Tuban Alimin menambahkan.
Petugas penyelamat termasuk warga di lokasi kejadian menemukan pengemudi truk atas nama Mukhlisin (48), warga Desa Banter, Kecamatan Banjer, Gresik, dalam keadaan meninggal dunia.
Ia dikeluarkan dari dalam truk yang tercebur di dalam Bengawan Solo tertimpa sebuah truk lainnya. "Sopir truk yang kami temukan sudah meninggal dunia," ucap seorang warga Babat, Lamongan Yudi yang ikut mengevakuasi korban.
Selain itu, petugas juga berhasil mengevakuasi sebuah sepeda motor dengan L 3466 DJ. "Nomor truk lainnya belum kami ketahui sebab di dalam air," ucap Yusron warga lainnya.
Baca juga: Jembatan Widang penghubung Lamongan-Tuban ambruk
Baca juga: Jembatan Widang ambruk, Pemprov segera koordinasi antisipasi Lebaran
Baca juga: Kapolda Jatim jelaskan penyebab jembatan Widang ambruk
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018