Medan (ANTARA News) - Sedikitnya 5000 dari 7000 petani di Sumatera Utara memilih tidak melakukan panen jagung akibat harga jual komoditas itu anjlok hingga 100 persen atau hanya Rp900 dan Rp1.100 per kg dari Rp2.000 hingga Rp2.200 per kg sebelumnya. "Aksi tak melakukan panen itu sudah dilakukan petani di sejumlah daerah sentra produksi jagung seperti Karo, Dairi, Deli Serdang, Langkat dan Simalungun sejak awal Juli," kata Ketua Umum Himpunan Petani Jagung Indonesia (Hipajagin), Jemat Sebayang, di Medan, akhir pekan ini. Petani memilih tidak melakukan panen, karena merasa sia-sia dan sakit hati karena harga jual jagung itu tidak memberikan keuntungan seperti yang diiming-imingi oleh pemerintah. Padahal untuk satu hektare lahan, petani menanam modalnya sekitar Rp7 juta termasuk investasi untuk pembuatan sumur. Petani juga semakin kecewa karena pengembangan tanaman jagung itu juga dilakukan mereka karena anjuran pemerintah yang diperkuat dengan adanya naskah kesepahaman pengembangan usaha dan sistim agribisnis tanaman jagung di Sumut. Kerjasama tersebut dilakukan pihak terkait mulai produsen penyedia jagung, pembeli jagung hingga perusahaan pemasok sarana produksi dan instansi pembina pada 28 September 2006. "Perjanjian belum lagi satu tahun.Sedang harga sudah anjlok. Harga jual yang turun itu akan mengancam nasib 7 ribuan petani dengan total areal jagung sekitar 30 ribuan hektare," katanya. Kalau-pun ada yang melakukan panen, itu dilakukan petani yang tidak memiliki stok beras sehingga terpaksa tetap memanen untuk membeli beras. "Sekarang jagung hibrida diplesetkan petani dengan jagung siberas, petani mendesak Hipajagin memperjuangkan pada pemerintah agar harga jual jagung tinggi," kata Jemat yang juga petani jagung itu. Menyikapi desakan petani dan menghindari aksi mogok panen terus berlangsung, maka Hipajagin akan menemui Gubernur Rudolf M Pardede, Senin,16 Juli 2007. Pengamatan Hipajagin sendiri, harga jual jagung yang anjlok itu akibat pedagang pengumpul menawar dengan harga murah ke petani dengan dalih pengusaha pakan juga menetapkan harga beli yang terus turun. Anggota DPD RI dari Sumut, Parlindungan Purba yang langsung turun ke Deli Serdang dan Simalungun setelah mendapat laporan anjloknya harga jagung dari Hipajagin, mengatakan, penurunan harga jagung itu akibat tindakan para spekulan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007