Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di Jakarta, Selasa, menegaskan bahwa penyelenggaraan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) tidak merugikan siswa sekolah karena soal-soal ujian yang sulit.
"Tidak ada. Merugikan apa. Kalau ujian itu sulit, ya itu pasti. Namanya ujian kok gampang. Ya kalau (gampang) itu tidak ada ujian. Tidak ada yang rugi. Kok tahu rugi, apanya yang rugi. Tidak ada," kata Muhadjir setelah meresmikan pengurus baru Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial (HIPIIS) di Jakarta, Selasa.
Pelaksanaan UNBK tingkat sekolah menengah atas (SMA) mendapatkan keluhan dari sejumlah siswa karena soal-soalnya dianggap terlalu sulit dan tidak sesuai dengan kisi-kisi yang disampaikan dalam pelajaran di sekolah.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai Kemendikbud telah melakukan pelanggaran hak anak karena soal ujian yang diberikan terlampau sulit dan tidak bisa dikerjakan.
Menguji anak-anak dengan soal yang materi dan jenis soalnya tidak pernah diajarkan adalah penyalahgunaan dalam pendidikan, tepatnya dalam evaluasi,? kata Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Retno Listyarti di Jakarta, Selasa.
Sebelumnya, Muhadjir mengatakan secara keseluruhan, masalah yang biasa terjadi selama ujian nasional adalah terkait gangguan listrik dan persoalan ketersambungan jaringan selama ujian berlangsung.
"Pertama itu masalah listrik, yang kedua masalah jaringan. Dan sekarang ini sudah kami minimalisir efek negatif dari faktor-faktor itu. Sudah kami hitung kemungkinan-kemungkinan (masalah) itu akan terjadi," kata Muhadjir.
Keluhan soal Matematika, terutama Matematika IPS tersebut terkait dengan jumlah dan cakupan materi tidak sesuai kisi-kisi, tidak sesuai dengan cakupan materi di simulasi UN dan uji coba UN, dan tidak sesuai kaidah penyusunan soal yang baik.
Terkait akan hal itu, Muhadjir mengatakan bahwa tidak hanya matematikan yang tingkatan soalnya dipersulit dalam UNBK tahun ini.
"Sebetulnya bukan hanya matematika, saya kira semua soal untuk UN tahun ini kita tingkatkan tingkat kesulitannya. Kita mulai menerapkan standar internasional baik itu untuk matematika, literasi maupun untuk IPA," jelasnya.
Peningkatan standar yang dimaksud Muhadjir adalah penerapan metode "higher order thinking skill" atau disebut HOTS, dengan mendorong siswa untuk memiliki kemampuan berpikir kritis.
Baca juga: Ketua DPR minta Kemendikbud jelaskan soal matematika UNBK
Baca juga: Mendikbud jelaskan pemberian bobot UNBK matematika
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018