Semarang (ANTARA News) - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo mengingatkan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia terus berubah seiring perkembangan zaman.
"Ini penting. Pertama, harus mengetahui perubahan ciri dan tantangan yang dihadapi bangsa saat ini, terutama tantangan di masa depan," kata purnawirawan jenderal bintang tiga itu di Semarang, Selasa.
Hal itu diungkapkannya saat pembukaan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Bagi Birokrat, Akademisi, Tokoh Masyarakat, TNI dan Polri yang diselenggarakan Lemhannas, di Semarang, 17-24 April 2018.
Kedua, kata dia, bangsa Indonesia tengah dihadapkan dengan berbagai masa transisi, mulai transisi demokrasi hingga transisi sistem politik yang ada sehingga perlu pencermatan yang serius.
Sosok kelahiran Solo, 8 Juni 1947 itu mengatakan tidak bisa lagi berpaku dengan masa lalu untuk mencapai keberhasilan karena situasi dan tantangan yang dihadapi terus berubah seiring zaman.
"Tidak bisa kemudian berpaku bahwa cara-cara yang digunakan di masa lalu menjamin keberhasilan di masa depan," kata putra pahlawan revolusi Mayjen (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo tersebut.
Apalagi, kata dia, pada tahun politik sekarang ini yang harus terus menyadarkan masyarakat mengenai persamaan yang dimiliki di antara seluruh elemen bangsa, yakni sebagai bangsa Indonesia.
"Kita ini bangsa Indonesia yang ditakdirkan hidup dalam wilayah geografis yang sama, terdiri atas perbedaan suku bangsa, agama, adat istiadat sehingga harus berpikir hidup bersama dalam perbedaan," katanya.
Pendiri bangsa, kata dia, sudah menyepakati Pancasila sebagai dasar falsafah bangsa yang penjabarannya menjadi Undang-Undang Dasar 1945 dalam naungan NKRI yang Bhinneka Tunggal Ika.
Baca juga: Lemhannas: isu SARA masih jadi ancaman pilkada
"Pertanyaannya, apakah ada alternatif lain yang bisa membawa kepada tatanan yang lebih baik. Makanya, mari sadarkan kembali persamaan-persamaan di antara kita sebagai bangsa Indonesia," katanya.
Untuk itulah, kata dia, Lemhannas mengajak segenap komponen bangsa, terdiri atas birokrat, akademisi, tokoh masyarakat, TNI dan Polri untuk memantapkan kembali nilai-nilai kebangsaan.
Agus mengatakan kegiatan itu dimaksudkan untuk memperkuat pendalaman, pemahaman, dan implementasi nilai-nilai kebangsaan sebagai pembekalan bagi masing-masing elemen bangsa.
Baca juga: MPR: Tantangan Indonesia ledakan pertumbuhan penduduk
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018