Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS pada pekan ini diperkirakan tidak akan berada jauh antara Rp9.000 sampai Rp9.100 per dolar AS, karena Bank Indonesia (BI) tetap menginginkan rupiah berada dalam kisaran tersebut. "BI akan menjaga rupiah agar tidak berada di bawah level Rp9.000 per dolar AS," kata Direktur Currency Management Group, Farial Anwar, di Jakarta, akhir pekan ini. Ia mengatakan saat ini pelaku pasar kurang antusias untuk membeli rupiah, melihat BI aktif menjaga mata uang lokal itu di pasar, sehingga transaksi rupiah ke dolar agak berkurang. "Meski sebelumnya sempat berada di bawah level Rp9.000 per dolar AS (Rp8.998 per dolar AS), namun rupiah di posisi itu tidak berlangsung lama," ucapnya. BI, menurut dia, khawatir apabila rupiah berada di bawah angka Rp9.000 per dolar AS, kecedenderungan untuk menguat akan berlanjut hingga mengganggu kinerja ekspor korporat. Sementara itu faktor eksternal, seperti tindakan bank sentral Jepang (BOJ) yang mempertahankan suku bunga utamanya pada 0,5 persen tidak banyak berpengaruh di pasar uang lokal. Ia mengatakan, potensi penguatan rupiah sebenarnya ada, kalau melihat indeks Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang terus menguat hingga meliwati angka 2.300 poin. Selain itu rupiah bisa juga mendapat dukungan dari kenaikan euro terhadap dolar AS yang terus menguat hingga mencapai 1,37 dolar AS, meski yen terpuruk hingga di atas level 1,23 dolar AS. (*)
Copyright © ANTARA 2007