Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan keyakinannya target swasembada protein yang sebelumnya diproyeksikan dalam 9 tahun bisa dicapai dalam 5 tahun.
Keyakinan itu disampaikan Mentan saat membuka Rapat Koordinasi Teknis Nasional (Rakonteknas) Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan di IPB Internasional Convention Center Bogor, Jawa Barat, Senin.
Menurut Mentan, keyakinan itu muncul setelah melihat keberhasilan capaian program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) pada tahun pertama pelaksanaannya.
"Saya bangga dengan peternakan karena Upsus Siwabnya berhasil, jika ini terus ditingkatkan target swasembada protein hewani dalam 9 tahun dapat dipercepat, 5 tahun tercapai," uajrnya.
Di depan sekitar 400 Kepala Dinas Peternakan seluruh Indonesia itu Amran mengungkapkan, dalam tahun pertama pelaksanaan program, Pelayanan Inseminasi Buatan/IB dari bulan Januari 2017 sampai dengan 13 April 2018 telah terealisasi sebanyak 5.143.398 ekor.
Kebuntingan sapi betina 2.334.794 ekor, dengan kelahiran sebanyak 1.136.454 ekor atau setara Rp7,9 triliun dengan asumsi harga 1 pedet lepas sapih Rp7 juta/ekor.
"Capaian kinerja program Upsus Siwab Tahun 2017 menurut saya sangat fantastis, mengingat investasi program UPSUS Siwab pada tahun 2017 sebesar Rp1,1 triliun," katanya.
Sementara itu untuk pengembangan sapi Belgian Blue di Indonesia Kementan menargetkan pada tahun 2019 akan ada kelahiran 1.000 ekor. Pada tanggal 12 April 2018 telah lahir kembali sapi Belgian Blue hasil embrio transfer.
Selain upaya-upaya tersebut, akan ditempuh dengan penambahan indukan impor untuk mewujudkan swasembada protein hewani dan Lumbung Pangan Dunia tahun 2045.
Pengadaan indukan impor tahun 2018 direncanakan dialokasikan sebesar 15.000 ekor yang akan didistribusikan pada daerah-daerah yang mempunyai komitken kuat dalam hal keberlanjutan pengembangan ternaknya.
Untuk itu, menurut Amran, pemerintah menaikkan anggaran belanja 2018 di sektor peternakan hingga dua kali lipat dari tahun sebelumnya, yakni menjadi Rp2,2 triliun dari sebelumnya hampir Rp2 triliun.
Pewarta: Subagyo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018