Denpasar (ANTARA News) - Ribuan pengunjung menyaksikan rangkaian acara penutupan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-29 oleh Gubernur Bali Dewa Made Beratha di Taman Budaya Denpasar, Sabtu malam. Pesta seni tahunan yang berlangsung sebulan dan dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 16 Juni lalu itu, ditutup Gubernur Dewa Beratha dengan ucapan singkat "pesta seni ini saya tutup", tanpa teks kata sambutan. Padahal penutupan PKB tahun-tahun sebelumnya, biasanya disampaikan evaluasi pelaksanaan PKB dan pengarahan kepada para seniman terkait dengan seni budaya di Bali. Gubernur Bali hanya menyerahkan penghargaan kepada pemenang perlombaan kegiatan ajang tahunan tersebut, diantaranya juara lomba gong kebyar dewasa, anak-anak, penulisan berita, penulisan artikel, foto dan lainnya. Untuk juara I gong kebyar dewasa berhak atas penghargaan Maha Nugraha diraih Kabupaten Gianyar. Juara II penghargaan Adhikara Nugraha direbut Kabupaten Badung, dan juara III penghargaan Adhika Nugraha diraih Kota Denpasar serta juara harapan penghargaan Adhi Nugraha diberikan kepada Kabupaten Karangasem. Sedangkan juara gong kebyar kategori anak-anak, juara I berhak atas penghargaan Maha Nugraha diraih Kabupaten Gianyar, juara II penghargaan Adhikara Nugraha direbut Kota Denpasar, juara III penghargaan Adhika Nugraha oleh Kabupaten Badung dan juara harapan penghargaan Adhi Nugraha diperoleh Kabupaten Tabanan. Dalam kategori lomba penulisan masing-masing juara I, yaitu penulisan berita diraih Wayan Sumadika wartawan Bali Post, penulisan artikel Kadek Suartaya (Denpasar), picture diraih Jesna Winada (Bali Post) dan foto diraih Anom Manik. Ketua Panitia, Wayan Subagiartha dalam laporannya menyebutkan, kegiatan yang diadakan sebulan itu pada dasarnya sudah terselenggara sesuai dengan rencana. Namun demikian tidak terlepas juga masih ada kekurangan yang belum bisa diatasi, seperti penyedian parkir untuk pengunjung yang belum memadai. Pada acara penutupan tersebut dipergelarkan sendratari kolosal "Bima Dadi Caru" yang merupakan garapan ISI Denpasar. Aksi ini didukung sekitar 250 orang seniman, meliputi 155 orang penari, 80 orang penabuh, seorang dalang dan sisanya "gerong" atau penyanyi. Menurut koordinator umum pagelaran, I Wayan Suweca S SKar, M Mus, sendratari ini mengangkat kisah Pandawa yang harus menjalani masa pengasingan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007