Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi defisit anggaran APBN pada triwulan pertama tahun ini telah mencapai 0,58 persen terhadap PDB atau sekitar Rp85,8 triliun. Angka ini paling rendah dalam periode sama selama tiga tahun terakhir.
"Realisasi defisit pada triwulan pertama APBN tahun 2018 turun dibandingkan periode yang sama pada tiga tahun terakhir," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers realisasi APBN triwulan I-2018 di Jakarta, Senin.
Sri Mulyani mengatakan realisasi defisit anggaran ini lebih rendah dibandingkan periode 2015 sebesar 0,71 persen terhadap PDB, 2016 sebesar 1,13 persen terhadap PDB dan 2017 sebesar 0,76 persen terhadap PDB.
Ia menambahkan realisasi defisit anggaran ini berasal dari pendapatan negara yang hingga 31 Maret 2018 sudah mencapai Rp333,8 triliun dan belanja negara Rp419,6 triliun.
Realisasi pendapatan negara itu meliputi penerimaan perpajakan sebesar Rp262,4 triliun, penerimaan negara bukan pajak Rp71,1 triliun dan hibah 0,3 triliun.
Baca juga: Presiden Jokowi tegaskan APBN 2019 fokus ke pembangunan SDM
Sementara itu, realisasi belanja negara terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar Rp234 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa Rp185,6 triliun.
Untuk realisasi belanja pemerintah pusat, terdiri atas belanja Kementerian Lembaga Rp103,1 triliun dan belanja non Kementerian Lembaga Rp130,8 triliun.
Pembiayaan anggaran juga sudah mencapai Rp149,8 triliun atau 46 persen dari target Rp325,9 triliun karena ada strategi penerbitan Surat Berharga Negara sejak awal tahun.
Sri Mulyani mengatakan realisasi yang positif ini memperlihatkan kinerja APBN yang semakin baik dan menjadi insentif bagi perekonomian untuk tumbuh lebih optimal.
"Kita melihat tren APBN semakin baik dan semakin sehat," kata Sri.
Baca juga: APBN 2019 fokus pada program sosial
Pewarta: Satyagraha
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018