Sidoarjo (ANTARA News) - Perajin Industri Tas dan Koper (Intako) Tanggulangin, Sidoarjo kini banyak mendapat tawaran relokasi, meski areal mereka tidak terdampak lumpur Lapindo Brantas Inc. Ketua Koperasi Intako Tanggulangin Ahmad Khozim di Sidoarjo, Sabtu mengatakan, banyak pihak memberi tawaran relokasi, bahkan ada yang ke luar Jawa atara lain ke Kalimantan Timur (Kaltim). Sedangkan, yang di sekitar Sidoarjo yaitu di Krian. "Tawaran pindah ke Krian sempat muncul saat hearing DPRD Sidoarjo dengan Bupati Win Hendrarso. Sedangkan untuk yang ke luar Jawa, perajin Tanggulangin ditawari langsung oleh Pemprop Kaltim," katanya. Menurut dia, Pemprov Kaltim menjanjikan akan menyediakan lokasi sentral tersendiri untuk relokasi perajin Intako asal Tanggulangin ini, karena antara Pemprop Jatim dengan Kaltim sudah ada nota kesepahaman (MoU). Perajin menyatakan kegembiraannya mendapat perhatian dari banyak pihak tentang nasib para perajin di Tanggulangin. Namun, para perajin tetap ingin mempertahankan sentra kerajinan tas dan koper di Desa Kedensari dan Desa Kludan Tanggulangin, tanpa harus merelokasi ke tempat lain. Ahmad menjelaskan keengganan para perajin pindah lokasi karena lokasi sentra kerajinan di Tanggulangin belum terendam lumpur Lapindo Brantas Inc. Kalau ada tawaran di Kaltim dan Krian, perajin siap untuk ekspansi pasar, bukan relokasi. Ia menerangkan saat ini ada 300 perajin di Intako Tanggulangin. Dari jumlah 300 itu, ada 80 pengusaha dengan show room yang masih aktif. "Kami masih yakin ke depan dengan masih adanya semburan lumpur, justru merupakan potensi wisata tersendiri," katanya. Namun, ia berharap luapan lumpur Lapindo Brantas Inc. itu perlu ditangani secara komprehensif, sehingga tak melebar ke sentra Intako. Sentra Intako terbagi di dua tempat yakni Desa Kludan dan Kedensari yang berjarak 3 hingga 4 kilometer dari luberan lumpur terdekat.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007