Dhahran (ANTARA News) - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al Saud mengumumkan penyediaan sumbangan 150 juta dolar AS (sekitar Rp2,06 triliun) untuk pemeliharaan warisan Islam di Yerusalem Timur.
"Arab Saudi mengumumkan hibah senilai 150 juta dolar AS untuk mendukung tata laksana properti Islam Yerusalem," kata sang raja pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab di Dhahran, Arab Saudi, Minggu (15/04),
"Saya menyebut KTT di Dhahran ini sebagai KTT Yerusalem agar seluruh dunia tahu bahwa Palestina dan rakyatnya masih menjadi pusat perhatian dunia Arab," katanya sebagaimana dikutip AFP.
Pengumuman pendanaan itu disampaikan saat sang raja menyampaikan kembali kritik terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besar negaranya dari Tel Aviv ke kota suci Yerusalem.
Langkah tersebut memicu kemarahan besar di kalangan warga Palestina – yang melihat wilayah Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka – dan di seluruh dunia Arab.
Israel menduduki Yerusalem timur di Palestina dalam Perang Enam Hari Tahun 1967 dan kemudian mencaploknya dalam langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Tempat suci umat Islam di kota itu, termasuk kompleks Masjid Al Aqsa, dikelola oleh badan perwalian Yordania yang disebut Waqf.
Saat membuka KTT, Raja Salman juga mengumumkan sumbangan 50 juta dolar AS untuk UNRWA, organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurus pengungsi Palestina, termasuk memberikan bantuan bagi tiga juta lebih orang yang menghadapi kesulitan keuangan serius setelah Amerika Serikat memangkas pendanaan untuk lembaga itu.
Kepala UNRWA Pierre Krahenbuhl baru-baru ini mengatakan lembaganya membutuhkan 441 juta dolar AS untuk melanjutkan operasi, namun para donor baru menjanjikan 100 juta dolar AS. (kn)
Baca juga:
AS tahan sebagian dana untuk badan bantuan Palestina
Badan bantuan Palestina hadapi "krisis" setelah AS bekukan dana
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018