"Dua jenis cenderawasih endemik Raja Ampat tersebut, yakni cenderawasih merah dengan nama latinnya Paradisaea rubra dan cenderawasih botak (Respublica diphyllodes)," katanya, di Waisai, Minggu.
Menurut dia, kedua burung cenderawasih endemik tersebut hanya dapat dijumpai di daratan besar Pulau Waigeo dan Pulau Batanta, Kabupaten Raja Ampat.
Kedua jenis cenderawasih tersebut, kata dia, hanya ada di Raja Ampat dan tidak ditemukan di daerah lain dan sangat digemari wisatawan asing pencinta burung.
Ia menyampaikan, cenderawasih di Raja Ampat ada delapan jenis yakni cenderawasih merah atau dengan nama latin paradisaea rubra, cenderawasih botak (respublica diphyllodes), dan cenderawasih kecil (paradisaea minor).
Kemudian, cenderawasih bela rotan (Diphyllodes magnificus), cenderawasih raja (Cicinnurus regius), cenderawasi mati kawat (Seleucidis melanoleuca), manokodia leher keriting, dan manokodia kilap.
Enam jenis cenderawasih Raja Ampat terdapat di daerah Papua lainnya hanya cenderawasih merah dan cenderawasih botak yang tidak ditemukan di daerah lain di Papua.
Dikatakannya, daerah Raja Ampat yang selama ini ramai dikunjungi wisatawan pencinta burung adalah daratan besar Pulau Waigeo sebab burung cenderawasih terlebih khusus cenderawasih merah di daerah tersebut mudah dijumpai.
Populasi burung cenderawasih di daratan besar Pulau Waigeo setiap tahun bertambah, terlihat di daerah Sapokren tempat wisatawan melihat burung cenderawasih pada tahun 2015 terdapat 24 titik tempat bermain cenderawasih meningkat menjadi 45 titik tahun 2017.
Peningkatan populasi tersebut, katanya, berkat kesadaran dan komitmen masyarakat setempat menjaga kelestarian hutan dan tidak melakukan perburuan liar terhadap cenderawasih.
"Saya berharap kesadaran masyarakat Raja Ampat untuk menjaga dan melindungi burung cenderawasih terus dipertahankan, agar cenderawasih tidak punah dan tetap menjadi potensi pariwisata berkelanjutan bagi generasi di masa yang akan datang," ujar Maurits yang juga pemandu wisata burung Himpunan Pramuwisata Indonesia Kabupaten Raja Ampat itu.
Pewarta: Ernes Broning Kakisina
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018