London (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia, Marty M. Natalegawa, mengatakan bahwa Indonesia perlu mempelajari cara pendistribusian film, sehingga film nasional mendapat tempat di Eropa, khususnya di Inggris. Menurut Marty, belum masuknya film Indonesia ke Eropa bukan karena mutu film Indonesia yang buruk, tetapi lantaran belum menguasai secara baik sistem distribusi film di Eropa. "Bila berbicara kebudayaan atau kesenian, Indonesia sebenarnya bisa dianggap sebagai negara adidaya," ujar Marty Natalegawa pada acara resepsi khusus untuk sutradara Indonesia, Garin Nugroho, di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London, Jumat malam. Acara resepsi itu terkait dengan pemutaran film "Opera Jawa" garapan Garin Nugroho di bioskop-bioskop Inggris. Pemutaran film itu rencananya juga akan dihadiri tokoh perfilman terkemuka di Inggris, termasuk sutradara Petter Seller, yang menggarap "Pink Panther" dan James Bond 007 "Casino Royale". Marty menyatakan, meski Indonesia memiliki produk kesenian unggul, namun potensi itu belum dikemas dan dipasarkan secara baik. Akibatnya, film dan kebudayaan Indonesia belum dapat mendunia. Sementara itu, Garin Nugroho mengakui bahwa tidak mudah untuk menembus pasar internasional, meskipun film-filmnya sering diputar di berbagai festival film. "Untuk bisa dipertunjukkan di bioskop dunia, khususnya Inggris, bukan hal yang mudah," katanya.Oleh karena itu, Marty mengatakan, langkah yang dilakukan Garin, yang membawa "Opera Jawa" ke berbagai belahan dunia perlu terus dilakukan, agar film Indonesia dikenal dunia. "Garin Nugroho adalah duta budaya yang membawa film Indonesia ke dunia internasional, dan bahkan seorang Petter Seller pun sangat menghargai dan mengakui keunggulan Garin," kata Marty. Menurut Marty, Garin Nugroho memberikan kontribusi yang nyata dalam dunia perfilman dunia dan perlu mendapat dukungan. Film "Opera Jawa" yang terinspirasi dari epik Ramayana merupakan produksi gabungan Indonesia-Austria yang memadukan unsur seni drama, tari, busana tradisional dan keindahan panorama Indonesia. Sebelumnya, film itu telah diputar di beberapa komunitas film di San Fransisco dan Los Angeles (Amerika Serikat). Garin Nugroho, Pria kelahiran Yogyakarta, 6 Juni 1961, saat ini sedang menyiapkan film yang berjudul "Bumi Manusia" yang terinspirasi buku pertama sastrawan terkemuka, Pramoedya Ananta Toer, dan film "Opera Bali" dengan bintang Dian Sastrowardoyo. "Opera Jawa", pertama kali diputar di Gartenbaukino, Wina, Austria, November 2006, pada acara membuka Festival Film Wina dalam rangka peringatan 250 tahun kelahiran Mozart. "Opera Jawa" dan 15 film Garin lainnya juga turut diputar di Alba Film Festival, Turino, Italia dan disadingkan dengan film karya sudradara Sydney Polak. Dalam Festival Internasional Film Nantes, "Opera Jawa" bertarung melawan 13 film dari Argentina, China, Korea, Iran, Jepang, Kazakhstan, Lebanon, dan Malaysia. Film Garin itu menyabet dua penghargaan, yaitu aktris terbaik (Artika Sari Devi) dan "soundtrack", serta komposisi musik terbaik (Rahayu Supanggah). Sang sutradara, Garin Nugroho, sendiri pernah meraih penghargaan tertinggi sebagai sutradara terbaik pada festival yang sama tahun 1995. Film "Opera Jawa", Sabtu malam akan diputar di pusat kebudayaan Barbican, London dalam rangka "Celebrating the Barbican 25th aniversary" dan dilanjutkan diskusi dengan Peter Seller yang merupakan kurator dari New Crowned Hope Festival. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007