Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) agar tidak terburu-buru mendatangkan atau mengimpor ratusan tenaga dosen asing.

Bambang Soesatyo mengatakan hal itu melalui pernyataan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu, menanggapi rencana Kemenristekdikti mendatangkan sekitar 200 dosen asing untuk mengajar di perguruan tinggi di Indonesia.

Rencana Kemenristekdikti mendatangkan ratusan dosen asing, merujuk pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 20 tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

Bambang Soesatyo yang akrab disapa Bamsoet, mengingatkan, agar Kemenristekdikti tidak terburu-buru mendatangkan ratusan dosen asing, tapi melakukan pemetaan lebih dahulu terhadap persoalan, kondisi, dan kebutuhan di setiap perguruan tinggi di Indonesia.

"Banyaknya dosen asing yang mengajar di Indonesia, dengan pendekatan ideologi yang belum tentu sama dengan Pancasila, dikhawatirkan akan berdampak terhadap ketahanan nasional," katanya.

Politisi Partai Golkar yang berlatar belakang juranalis dan pengusaha tersebut, mendorong Kemenristekdikti melakukan pembenahan lebih dulu terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi perguruan tinggi terkait keberadaan tenaga dosen.

Kemenristekdikti juga diingatkan soal masih timpangnya keberadaan tenaga dosen dan non-dosen di perguruan tinggi di perkotaan dan daerah-daerah di Indonesia.

Bamsoet menyarankan, kepada Kemristekdikti untuk mengadakan rapat bersama dengan Forum Rektor Indonesia dan Asosiasi Dosen Indonesia (FRI dan ADI), guna mencari masukan dan mengkaji kembali rencana mendatangkan ratusan tenaga dosen asing.

"Perlu ada musyawarah dengan FRI dan ADI, agar rencana Kemenristekdikti itu tidak menimbulkan permasalahan baru," katanya.

Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini juga mendorong Kemenristekdikti mencari solusi lain untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas dosen di Indonesia agar fokus sebagai ilmuwan di kampus.

"Berikan dukungan dan pelatihan dosen secara berkala, sehingga perguruan tinggi di Indonesia dapat fokus dalam pengembangan riset di internal kampus serta menghasilkan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan zaman," katanya.

Sebelumnya, Menristekdikti Muhammad Nasir mengatakan, Pemerintah berencana mendatangkan 200 dosen dari mancanegara untuk meningkatkan reputasi pendidikan nasional di bidang riset dan teknologi.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018