Seoul (ANTARA News) - Sebuah kapal Korea Selatan yang membawa tumpukan pertama bahan bakar minyak untuk dikirim ke Korea Utara berdasar satu perjanjian pelucutan senjata nuklir telah tiba Sabtu dini hari. Kapal itu tiba di pelabuhan Sonbong di bagian timur laut Korea Utara, kata Kyodo mengutip pejabat kementerian unifikasi Korea Selatan. Utara mengatakan akan mempertimbangkan penutupan reaktor Yongbyonnya secepat mereka menerima pengapalan bahan bakar minyak pertama -- kompensasi bagi penutupan menurut perjanjian enam-negara Februari -- dari Korea Selatan. Menurut perjanjian itu Utara yang lapar-energi akan menerima satu juta ton bahan bakar minyak atau bantuan yang sepadan, ditambah keuntungan besar diplomatik dan jaminan keamanan, jika negara itu mengumumkan pembongkaran semua program nuklirnya. Pada tahap pertama Korea Utara akan menerima 50.000 ton minyak untuk penutupan dan penyegelan reaktornya di Yongbyon di hadapan pengawas PBB. Negara itu akan menerima 950.000 ton (bahan bakar minyak) atau bantuan yang sepadan, dan juga keuntungan lainnya, jika secara tetap melumpuhkan pabrik nuklirnya dan mengumumkan semua programnya. Langkah pertama menurut perjanjian itu -- penutupan Yongbyon, yang menghasilkan material kasar untuk plutonium guna membuat bom -- diperkirakan dalam beberapa hari. Pengawas PBB akan tiba di Korea Utara Sabtu ini untuk memeriksa di fasilitas nuklir Korea Utara untuk pertama kalinya dalam lima tahun. Tim pengawas Badan Energi Atom Internasional, yang telah tiba Jumat di Beijing dalam perjalanan ke Pyongyang Sabtu, optimistis penutupan itu akan berlangsung. "Dengan macam bantuan yang kami peroleh dari DPRK (Korea Utara) dalam beberapa pekan terakhir, kami pikir kami akan melakukan tugas kami dengan cara yang berhasil," kata pemimpin tim Adel Tolba. Reaktor era-Soviet itu berada di pusat program nuklir Utara, yang berpuncak pada percobaan senjata atom pertamanya Oktober lalu. Kedua Korea, AS, Cina, Rusia dan Jepang -- yang merupakan enam negara yang terlibat dalam proses pelucutan senjata itu -- akan memulai lagi pembicaraan Rabu untuk membicarakan langkah ke arah denuklirisasi penuh setelah Yongbyon ditutup. Perjanjian keenam negara itu juga akan mempertimbangkan pembicaraan mengenai perjanjian yang secara resmi akan mengakhiri perang Korea 1950-53.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007