Bandung (ANTARA News) - Hujan air mata dan tangisan serta jeritan histeris keluarga para korban terjadi di Ruang Instalasi Kamar Mayat Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jumat malam sekitar pukul 21.00 WIB menyusul kedatangan 11 jenazah korban tabrakan antara bus PO Doa Ibu dengan mikrobus Elf di Nagreg, Kabupaten Bandung, Jumat sore pukul 15.30 WIB. Ny Neneng salah seorang kerabat sopir bus PO Doa Ibu, yakni Ade Wage alias Dede Yudi yang turut tewas di lokasi kejadian, langsung histeris saat jenazah tiba di RSHS, bahkan Ny Neneng sempat beberapa kali jatuh pingsan. Sebelum pingsan, Ny Neneng meyakini kalau salah seorang dari 11 korban tewas itu adalah kakak iparnya. "Saya yakin itu adalah kaka ipar saya yang bekerja sebagai sopir bus PO Doa Ibu," kata Ny Neneng yang datang ke kamar mayat RSHS Bandung untuk memastikan nasib kakak iparnya itu. Adapun nama-nama korban tewas di lokasi kejadian, yakni Usep (14) Kampung Nyalindung, RT 15/03, Desa Nusawangi, Cisayong, Tasikmalayan; Maman (32) Kadupugur RT 33/16, Desa Guunung Cupu, Cikoneng, Ciamis; Agung (5 bulan) ciawi; Wawan (6) Ciawi; Santi (12) warga Ciawi; Ade Wage alias Dede Yudi (45) sopir bus Doa Ibu warga Tasikmalaya; Ii sopir Elf, Syarif Hidayat (45) Dusun Cikoneng, RT 11/05, Desa Cipaku, Ciamis; dan Toni (41) Desa Sukajaya, RT 25/07, Margamulya, Ciamis. Korban yang meninggal di RSHS Bandung, yakni seorang anak berusia 12 tahunan yang belum diketahui identitasnya dan Taufiq (14) warga Cicalengka, Kabupaten Bandung. Adapun korban luka yang kini dirawat di UGD RSHS Bandung, yakni seorang laki-laki yang belum diketahui identitasnya, Suganda (42), Ujang Maman (39) warga Kawali Ciamis, Ny Maesaroh (30) penduduk Ciamis, Syafei (40) warga Limbangan Garut, H Popo Budi (49) warga Rajapolah Tasikmalaya, dan Ny Tuty (42) warga Cigembor Ciamis.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007