Bagdad (ANTARA News) - Jam malam hari Jumat diberlakukan di Najaf dan Diwaniya, dua kota Irak tengah dengan penduduk sebagian besar Syiah. Jurubicara dewan kota itu di kota suci Najaf membenarkan larangan keluar rumah 24 jam dengan ancaman kemungkinan pejuang membalas dendam itu. Dalam serangan baru-baru ini, pasukan keamanan Irak menangkap beberapa pemimpin sel pejuang, "yang menyatakan orang lain kafir," katanya. Jam malam itu juga memengaruhi peziarah Syiah, yang melawat ke masjid Imam Ali di Najaf. Sementara itu, di kota Diwaniya, sekitar 280 kilometer selatan Bagdad, tentara Amerika Serikat pada Kamis pagi membomi sejumlah rumah. Sejumlah politisi Syiah mengecam keras serangan sebagai itu dan ulah serupa negara adidaya tersebut di Baghdad timur, tempat sedikit-dikitnya 19 orang dibunuh, kata polisi. Warga Irak berangsur-angsur kembali ke jalan Bagdad sesudah jam malam dicabut tengah Juni, empat hari setelah serangan bom di masjid Muslim Syiah di wilayah utara, yang memicu kekuatiran akan serangan balasan aliran. Tapi, jam malam tetap berlaku di kota Samarra, tempat serangan bom terhadap masjid Askari oleh terangka anggota Alqaida. Serangan terhadap masjid sama terjadi Februari 2006, saat kubah emasnya hancur, memicu gelombang kekerasan aliran, yang menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong Irak ke tepi jurang perang saudara habis-habisan. Jam malam di Bagdad sebagian besar menghentikan serangan balasan di ibukota itu, tapi sejumlah masjid kaum Sunni dibakar atau diledakkan di daerah lain Irak. Kendati mobil dan masyarakat ramai ke turun ke jalan pukul 05.00 waktu setempat (08.00 WIB) hari itu, penduduk menyatakan ibukota itu lebih tenang ketimbang hari biasa, sementara sejumlah warga lain takut akan terjadi serangan balasan, demikian DPA.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007