“Cryptojacking pada 2018 ini diperkirakan meningkat karena harga cryptocurrency naik sehingga hacker tertarik,” kata Country Manager Symantec Indonesia, Andris Masengi saat paparan mengenai Internet Security Threat Report volume 23, di Jakarta, Jumat.
Hacker menggunakan CPU dan GPU di perangkat korban untuk menambang mata uang kripto, akibatnya komputer akan terasa lambat karena kinerja mesin tinggi, bisa mencapai 100 persen.
Menurut Andris, saat ini mining atau aktivitas menambang tidak hanya fokus pada Bitcoin, melainkan pada mata uang kripto lainnya, misalnya Monero yang diperkirakan akan berkembang.
Jika perangkat komputer terasa sangat lambat, misalnya untuk membuka aplikasi sederhana seperti Microsoft Excel, Anda perlu curiga laptop terkena cryptojacking, meski pun Anda tidak memiliki mata uang kripto.
“Waktu untuk membuka satu aplikasi sangat lambat, bisa 5 hingga 10 kali lebih lama dari biasanya,” kata Andris.
Cara mengecek performa perangkat adalah dengan membuka Task Manager, di sana akan terlihat berapa persen kerja komputer Anda.
“Jika hanya membuka sedikit aplikasi, tapi, performa naik, sebaiknya cek komputer,” kata Andris.
Apa kerugian jika komputer kena cryptojacking?
Mungkin kerugian yang Anda rasakan tidak berdampak langsung pada materi, Anda tidak kehilangan sejumlah besar uang jika komputer terinjeksi. Perangkat akan terasa sangat lamban sehingga tidak bisa dipakai secara maksimal.
Penggunaan CPU yang tinggi hingga 100 persen mengakibatkan lebih banyak memori yang terpakai sehingga komputer terasa sangat lamban. Selain itu, karena harus bekerja berat, mesin akan rusak jika lama terkena cryptojacking, begitu juga dengan baterai laptop.
Kinerja CPU yang tinggi juga akan berdampak pada peningkatan konsumsi listrik, akibatnya, tagihan listrik akan bertambah.
Bagaimana cryptojacking masuk perangkat?
Perangkat bisa terinfeksi cryptojacking melalui phising, calon korban mendapatkan pemberitahuan untuk mengklik tautan.
Untuk itu, sebaiknya tidak membuka pesan, misalnya melalui email, jika tidak mengenal sang pengirim.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018