"Naiknya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit ini membuat petani plasma kembali gembira karena dalam tiga bulan terakhir harga terus membaik," kata Tomy seorang petani kelapa sawit di Desa Trinsing Kecamatan Teweh Selatan, Jumat.
Kebun kelapa sawit PT Antang Ganda Utama (AGU) itu diusahakan para petani plasma Satuan Permukiman (SP) 1, SP 2, SP 3, dan SP 4 dengan luas 4.254 hektare.
Pengelolaan sawit perusahaan itu dikerjakan oleh sekitar 1.800 kepala keluarga (KK) dengan luas kebun inti 16.297 hektare dan produksi rata-rata 15.000 ton per bulan.
Kepala Bidang Perkebunan pada Dinas Pertanian Barito Utara, Abdurrahman membenarkan harga TBS sawit pada bulan April 2018 naik yakni Rp1.626 atau naik tipis Rp9 dari harga Maret 2018 sebesar Rp1.617/kg.
Ketetapan harga TBS tersebut merupakan hasil rapat perusahaan dengan anggota koperasi dan petani plasma yang difasilitasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya.
Pembagian hasil setiap kilogram yang diterima perusahaan untuk biaya pengolahan dan pemasaran minyak sawit mentah (CPO) serta biaya penyusutan pabrik, yaitu indeks "K" ditetapkan 85,45 persen atau turun dibanding dengan periode sebelumnya 85,51 persen.
Harga jual inti sawit (kernel) turun dari sebelumnya Rp6.099 menjadi Rp5.262/kg. Namun harga jual CPO di pasar dalam negeri mengalami kenaikan dari Rp7.693 menjadi Rp7.852/kg.
"Naiknya harga TBS ini disebabkan membaiknya harga harga CPO dan meski kernel turun," ujarnya.
Perseroan Terbatas AGU merupakan perusahaan kelapa sawit tertua di Kalteng kini manajemennya tergabung dalam grup PT Dhanistha Surya Nusantara yang memiliki areal seluas 18.087 hektare dengan produksi CPO sekitar 3.200 ton/bulan.
Pewarta: Kasriadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018