Jakarta (ANTARA News) - Lembaga pemeringkat internasional Moody`s Investor Service melihat reformasi struktural dan fiskal yang telah dijalankan Indonesia berjalan dengan baik seiring dengan kenaikan Sovereign Credit Rating Indonesia dari Baa3/Outlook Positif menjadi Baa2/Outlook Stabil.
"Keputusan Moody`s untuk menaikkan rating Indonesia menunjukkan bahwa reformasi struktural dan fiskal yang dilakukan pemerintah bersama pemangku kepentingan lain, termasuk Bank Indonesia dinilai baik," kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Namun, tambah Nufransa, pemerintah juga menyadari bahwa masih banyak tantangan yang harus diatasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih berkelanjutan dan berkeadilan.
Untuk itu, pemerintah telah dan akan terus melakukan langkah-langkah proaktif untuk mewujudkan upaya tersebut melalui pengelolaan APBN dan kebijakan fiskal yang kredibel serta efektif.
Dengan adanya kenaikan peringkat ini, maka Indonesia telah mendapatkan peringkat Baa2/BBB dari empat lembaga yaitu Fitch pada Desember 2017, JCRA pada Februari 2018, R&I pada Maret 2018 dan Moody`s.
Berdasarkan definisi peringkat Moody`s, rating Baa2 berarti surat berharga yang diterbitkan Indonesia berada dalam kategori "moderate credit risk" dan "medium grade".
Peringkat stabil ini menggambarkan posisi rating yang akan stabil dalam beberapa waktu kedepan serta menunjukkan adanya risiko yang berimbang.
Beberapa negara yang berada dalam posisi peringkat yang sama dengan Indonesia antara lain Spanyol, Kolombia, Uruguay, Filipina, Bulgaria, India, Italia dan Panama.
Dalam laporannya, Moody`s menyatakan bahwa peningkatan peringkat ini didukung oleh adanya kerangka kebijakan pemerintah dan otoritas lainnya yang lebih kredibel dan efektif dalam mendukung stabilitas ekonomi makro.
Menurut Moody`s, kebijakan fiskal yang berhati-hati yang diikuti kebijakan moneter yang kondusif telah meredam tekanan yang bersumber dari internal maupun eksternal.
Moody`s juga menilai bahwa membaiknya diversifikasi basis ekspor turut mendukung terjaganya stabilitas perekonomian, khususnya dalam perbaikan defisit neraca transaksi berjalan.
Selain itu, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi dan stabil serta sistem perbankan yang sehat turut menjadi catatan positif dalam kenaikan peringkat ini.
Dari segi fiskal, defisit APBN yang selalu berada di bawah tiga persen terhadap PDB merupakan indikasi disiplin pemerintah dalam menjaga keberlangsungan dan kesehatan fiskal.
Berdasarkan hasil proyeksi Moody`s, dengan mempertimbangkan kebutuhan pembiayaan akselerasi belanja produktif, maka tingkat utang pemerintah akan tetap di bawah negara-negara lainnya yang berada dalam kelompok layak investasi.
Hal ini menunjukkan optimisme pihak eksternal terhadap kesehatan fiskal Indonesia, pada situasi sekarang maupun pada masa yang akan datang.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018