Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, menyatakan bahwa jika Pedagang Kaki Lima (PKL) benar-benar dikelola secara baik, maka bisa menjadi potensi bagi warga ibukota. "PKL dapat menjadi peluang yang potensial jika ditata dengan baik," katanya dalam acara pembukaan Food Street BNI 46, di Jakarta, Jumat. Pasalnya, kata dia, keberadaan PKL tersebut merupakan pilar ekonomi yang digerakkan dari masyarakat menengah ke bawah, hingga dapat menjadi sumber ekonomi bagi warga Jakarta. Selain itu, ia mengatakan melalui kehadiran PKL yang tertata dengan baik, dapat dijadikan tempat alternatif bagi warga ibukota dalam berbelanja. Kendati demikian, Sutiyoso mengakui jika dalam menata PKL tersebut bukanlah pekerjaan mudah, mengingat keterbatasan lahan yang ada di Jakarta. Pasalnya jumlah PKL di DKI Jakarta saja mencapai lebih dari 95 ribu orang. "Jumlah yang sedemikian besar itu, belum tentu semua PKL bisa tertampung dan tertata dengan baik," katanya. Bahkan sebaliknya dengan banyaknya PKL tersebut, bisa menimbulkan permasalahan seperti mereka berdagang di areal yang tidak sebagaimana mestinya untuk berjualan hingga mengganggu ketertiban. "Kehadiran PKL bila tidak tertata dengan baik bisa mengganggu ketertiban," katanya. Sementara itu, Direktur BNI 46, Sigit Pramono, mengatakan, pembangunan lokasi berjualan bagi PKL tersebut, merupakan, bentuk kepedulian BNI 46 terhadap warga di ibukota. "Melalui lokasi berjualan yang nyaman dan bersih, diharapkan bisa mendapatkan penghasilan lebih bagi pedagang," katanya. Sementara itu, pembangunan lokasi Food Street BNI 46 tersebut menelan biaya sebesar Rp2,4 miliar untuk 44 kios di jalan Abdul Djalil, Tanah Abang, yang dapat menampung sebanyak 66 PKL. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007