Sejak awal kejadian Garuda Indonesia juga telah menyampaikan surat permohonan maaf dan berkomitmen memfasilitasi dan menanggung biaya bagi penumpang untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan lukanya yang diperlukan di Jakarta."
Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengaku hingga kini belum mendapat pemberitahuan resmi dari pengadilan terkait gugatan penumpang atas nama Ibu BRA Koosmariam yang kena tumpahan air panas saat menumpangi GA264 rute Jakarta-Banyuwangi Desember 2017 lalu.
Koosmariam menuntut maskapai Garuda mengganti kerugian materiil sebesar Rp1.250.000.000 dan ganti rugi immateriil sebesar Rp10.000.000.000 atas kejadian yang mengakibatkan cacat tetap di tubuh penggugat. Gugatan tersebut didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
"Hingga saat ini kami belum mendapatkan pemberitahuan tentang gugatan penumpang ini secara resmi dari pengadilan namun kami akan bekerja sama dengan pihak terkait untuk menyelesaikan kejadian ini dengan baik sesuai ketentuan berlaku," kata Corporate Secretary Garuda Indonesia Hengki Heriandono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Hengki menegaskan Garuda Indonesia sejak awal kejadian senantiasa memberikan dukungan dan fasilitas sebagai bentuk tanggung jawab kepada penumpang. Maskapai pelat merah itu juga terus berkomunikasi dengan penumpang untuk memfasilitasi pengobatan medis lebih lanjut terkait luka yang dialaminya.
Hal itu dilakukan sebagai itikad baik serta mengacu kepada peraturan dan perundangan yang berlaku sehubungan dengan luka yang dialami penumpang. Selain itu, hal tersebut juga dilakukan sebagai bentuk wujud tanggung jawab sebagai pihak pengangkut.
"Garuda Indonesia menyatakan prihatin dan sangat menyesalkan kejadian ini. Kami akan terus berupaya meningkatkan pelayanan kami kepada penumpang," katanya.
Lebih lanjut, pihak Garuda Indonesia menjelaskan kronologi kejadian tertumpahnya air minum panas kepada penumpang BRA Koosmariam tersebut terjadi pada GA264 pada 29 Desember 2017 rute Jakarta-Banyuwangi.
Tertumpahnya air minum panas tersebut terjadi tanpa disengaja saat pesawat sedang dalam penerbangan. Kala itu, pramugari sedang melayani penumpang lain yang berada tepat di sebelah BRA Koosmariam untuk memberikan teh panas. Namun, air panas itu tumpah mengenai bagian depan tubuh BRA Koosmariam.
Sesaat setelah kejadian, pramugari memohon maaf kepada penumpang dan membantu mengeringkan tumpahan air dengan tisu dan handuk.
Pramugari kemudian berkoordinasi dengan "purser" (kepala awak kabin) untuk membuka kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan memberikan bantuan pengobatan pertama berupa "burn gel" untuk dioleskan di bagian depan tubuh yang terkena tumpahan air panas.
Kemudian, sesaat pesawat tiba di Banyuwangi, petugas Garuda Indonesia juga segera membawa penumpang untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dan memberikan perawatan di salah satu rumah sakit di Banyuwangi.
Petugas Garuda Indonesia terus berkomunikasi dengan penumpang untuk berkoordinasi lebih lanjut untuk dilakukan perawatan selanjutnya di Jakarta setelah beliau kembali dari Banyuwangi.
Ketika penumpang telah kembali ke Jakarta, petugas Garuda Indonesia kembali menghubungi penumpang dan memfasilitasi pemeriksaan dan pengobatan di rumah sakit di Jakarta beberapa kali dan biaya ditanggung sepenuhnya oleh Garuda Indonesia.
"Sejak awal kejadian Garuda Indonesia juga telah menyampaikan surat permohonan maaf dan berkomitmen memfasilitasi dan menanggung biaya bagi penumpang untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan lukanya yang diperlukan di Jakarta," demikian dalam keterangan tersebut.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018