"Saya melihat di sini, ada simbol kerukunan dari keluarga kerabat keraton yang menampilkan suatu adat budaya sangat luar biasa luhurnya," kata Wiranto usai mengikuti prosesi upacara Jumenengan.
"Ada beberapa makna yang saya harus hadir menyaksikan secara langsung satu acara yang memang merupakan suatu warisan leluhur kita, budaya adat istiadat keraton Jumennengan," kata Wiranto, yang sengaja datang ke Solo untuk menghadiri prosesi adat itu.
Dia merasa bahagia masih bisa menyaksikan budaya yang menurut dia syarat dengan makna sehingga harus dijaga.
Wiranto juga menekankan pentingnya menjaga kerukunan di antara keluarga keraton, yang sekarang tidak mempunyai wilayah, rakyat, dan kekuasaan seperti pada masa lalu namun tetap memegang peranan penting sebagai simbol budaya dalam kehidupan bermasyarakat.
Acara Jumenengan yang menghadirkan para kerabat keraton, menurut dia, selalu bisa menjadi titik awal baru untuk membangun kerukunan dan memusyawarahkan masalah.
Prosesi upacara adat budaya keraton Tingalan Dalem Jumenengan Ke-14 Sampean Ingkang Sinuwun Kanjeng SusuhunanPakoe Boewono XIII di Sasono Sewaka Keraton Kasunanan Surakarta dihadiri ratusan tamu undangan.
Menurut Gusti Pangeran Haryo (GPH) Dipo Kusumo selaku Ketua I Bidang Tata Cara Upacara Keraton Surakarta mengatakan tahun ini upacara dihadiri oleh sejumlah pejabat, para sentono dalem, dan keluarga Keraton Kasunanan Surakarta.
Selain Wiranto, Wali Kota Surakarta F.X Hadi Rudyatmo, Danrem 074/Warastratama Kolonel Inf Widi Prasetijono, serta ibu kandung Presiden Joko Widodo Sutjiyatmi Notomihardjo dan Mantan Kepala Staf Angkatan Darat Subagyo H.S juga menghadiri upacara itu.
Dipo Kusumo mengatakan dalam upacara itu keraton juga memberikan gelar Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) kepada Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, Bupati Kutai Barat FX Yapan, Kepala Polda Jateng Irjen Pol Condro Kirono, dan Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018