Jakarta (ANTARA News) - Tiga generasi tinggal dalam satu atap bukan hal aneh di Indonesia.

Konflik juga rentan terjadi karena ada gesekan antara anggota keluarga, salah satu pemicunya bisa jadi perilaku "ajaib" sang kakek atau nenek yang bikin pusing kepala.

Perubahan perilaku pada orang lanjut usia adalah ciri-ciri penyakit demensia alias pikun. Lupa menaruh barang, lupa jalan pulang sampai sering marah-marah dan jadi orang yang cepat curiga.

Bagaimana cara menghadapi orang demensia, terutama bila tinggal bersama di satu atap?

Dokter spesialis saraf Gea Pandhita dari RS Pondok Indah - Bintaro Jaya mengatakan dukungan dari orang terdekat sangat penting bagi penderita demensia.

"Orang yang demensia menyadari kalau dirinya demensia, itu yang memperberat penyakit karena mereka jadi depresi," kata Gea dalam media gathering "Mengenal Demensia" di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Ini 10 gejala demensia alzheimer

Orang-orang terdekat penderita demensia harus bisa membantu membuat mereka menerima kondisinya.

Selain itu, siap membantu bila penderita demensia mengalami kesulitan yang tak terelakkan karena penyakit itu mengganggu fungsi kognitif yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari.

"Dorong terus agar mereka tetap aktif," ujar dia.

Aktivitas fisik dan sosial yang menstimulasi otak akan membantu memperlambat proses degeneratif. Ajak penderita demensia untuk rajin membaca, bermain puzzle, mengisi teka-teki silang, menulis atau melakukan terus apa pun hobi positif mereka.

Baca juga: Membedakan pelupa dan demensia

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018