Manado (ANTARA News) - Gereja diminta untuk memperbanyak kegiatan yang melibatkan pemuda, sebagai salah satu langkah mengantisipasi anak muda terjerumus dalam konsumsi dan ketergantungan minuman keras (miras).
"Apalagi saat ini, ada begitu banyak korban, akibat miras oplosan yang terjadi di Pulau Jawa," kata Tokoh Pemuda Kakas Kabupaten Minahasa Sulut James Moray di Manado, Kamis.
James mengatakan memang harus diakui, hal ini membutuhkan waktu cukup lama dan tenaga untuk memberantasnya.
"Barang ini sulit untuk diberantas," kata James yang juga sebagai Ketua Remaja Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Kalawiran.
Dia mengatakan harus diakui di Kecamatan Kakas juga memproduksi miras, karena merupakan salah satu pendapatan masyarakat sejak dulu.
Sehingga, katanya, sulit diberantas karena mulai dari proses produksi sampai dipasarkan, agak sulit di tertibkan.
"Hanya saya gereja dan pemerintah, harus membuat langkah-langkah seperti berbagai kegiatan keagamaan," jelasnya.
Baca juga: Metanol minuman keras oplosan sebabkan kebutaan-kematian
Baca juga: Polda Banten gencarkan operasi miras
Baca juga: Ratusan warga Cicalengka gelar aksi berantas minuman keras
James menjelaskan yang pertama dilakukan pemerintah, gereja, dan organisas pemuda yakni perbanyak kegiatan kerohanian.
"Kegiatan ketohanian, dan sosial yang melibatkan pemuda dan remaja, sehingga tidak ada waktu untuk bersantai, sehingga tidak tergoda dengan miras apalagi sampai mengoplos," jelasnya.
Sehingga, katanya, karakter anak muda, baik remaja atau pemuda akan terbangun dengan sendirinya, karena bergaul karib dengan hal-hal positif.
"Dengan sendirinya, dengan penuh kesadaran akan menjauhi hal-hal tersebut, karena merasa takut akan Tuhan dan menjauhi larangannya, otomatis akan menghormati serta mematuhi hukum yang berlaku di Indonesia," katanya.
Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018