Jakarta (ANTARA News) - Cambridge Analytica pada Senin (9/4) lalu mengeluarkan pernyataan mengenai tuduhan kebocoran data 87 pengguna Facebook yang dialamatkan kepada mereka.

Pelaksana tugas Pimpinan Cambridge Analaytica, Alexander Tayler menyatakan saat ini orang bebas berpendapat berdasarkan spekulasi dan desas-desus yang beredar. Dalam keterangan yang beredar per Rabu (11/4), Cambridge Analytica menyatakan Tayler kini tidak lagi menjadi pelaksana tugas dan kembali ke posisinya sebagai Chief Data Officer.

“Kami memilih menyatakan 10 hal untuk menjawab klaim yang beredar belakangan ini. Kami juga meluncurkan website CambridgeFacts.com, yang akan memberikan penjelasan mengenai hal tidak benar yang beredar di seputar perusahaan kami,” kata dia dalam keterangan tersebut.

Berikut ini adalah 10 hal yang disampaikan oleh firma konsultan politik tersebut.

1. Tidak ada hal yang dilanggar
Cambridge Analytica tidak “meretas” Facebook. Sebuah perusahaan riset (GSR) memberikan data kepada kami, yang diperoleh secara legal melalui alat yang disediakan Facebook. Ratusan firma data menggunakan Facebook dengan cara yang sama. Agar lebih jelas: Cambridge Analytica tidak secara ilegal atau tidak pantas mengumpulkan atau membagikan data dengan orang lain. Cambridge Analytica tidak melanggar Regulasi FEC.

2. Cambridge Analytica tidak menggunakan data GSR atau turunan dari data ini dalam Pemilu Presiden Amerika Serikat
Kami menggunakan data dari RNC, data dari sumber publik seperti pendaftaran pemilih, pialang data komersil dan riset yang kami adakan sendiri dengan maksud yang jelas.

Klaim yang menyatakan kami menggunakan data GSR untuk kampanye Trump adalah tidak benar. Cambridge Analytica menyediakan jajak pendapat, analisis data dan pemasaran digital untuk kampanye Trump.

Ini adalah metode yang sama, data digunakan untuk kampanye yang lain. Kami menggunakan model preferensi politik yang sama dengan kampanye Obama dan Clinton. Tapi, kami mulai lima bulan sebelum Hari H Pemilu dan menggunakan sumber dan data yang lebih sedikit.

3. Cambridge Analytica sama sekali tidak terlibat dalam Brexit
Kami mengadakan subkontrak dengan beberapa pemasaran digital di AS dan beberapa pengembang peranti lunak kepada perusahaan yang tidak terkait dengan Kanada, yang diperkenalkan kepada kami melalui Wylie, bernama Aggregate IQ, namun, tidak bekerja sama dengan mereka untuk kampanye Trump.

4. Wylie bukan whistle-blower
Dia berulang kali mengaku sebagai pendiri Cambride Analytica. Faktanya, dia seorang kontraktor SCL Elections dan sudah keluar pada 2014. Dia bekerja untuk Cambridge Analytica pada Agustus 2013 dan berakhir pada Juli 2014. Dia tidak tahu apa-apa tentang bisnis kami saat ini atau bagaimana kami bekerja sebanyak yang dia nyatakan dalam pengakuannya.

Setelah keluar, dia mendirikan Eunoia Technologies dan kelihatannya menggunakan data dan kontak kami. Eunoia juga mendapatkan salinan data GSR. Eunoia kemudian membidik Kampanye Trump dan Wylie belakangan berusaha masuk ke Vote.leave. Ketika SCL Elections menemukan Wylie melanggar kontrak, kami mengambil langkah hukum terhadap dia, dua karyawan lainnya dan Eunoia. 10 Agustus 2015 dia diminta untuk tidak menggunakan informasi rahasia SCL Elections yang mungkin masih dia miliki.

Baca juga: Mark Zuckerberg pun jadi korban kebocoran data Facebook

5. Cambridge Analytica dan SCL Elections adalah perusahaan yang berbeda
Cambridge Analytica adalah perusahaan independent AS yang bekerja dengan SCL Elections sebagai afiliasi untuk layanan pasar politik di Amerika Utara.

6. SCL Elections memiliki 30 juta data warga AS dari GSR, namun, sudah menghapus semuanya beserta turunannya
Saat SCL Elections mengetahui melanggar ketentuan Facebook, kami menghapus data memberi tahu Facebook. Saat ini maisih diverifikasi melalui audit dan kami yakin semua data sudah dihapus.

7. Cambridge Analytica hanya mengumpulkan data dengan persetujuan.

8. Kami sedang mengadakan audit dengan pihak ketiga yang independen untuk menujukkan kami tidak memgang data GSR. Kami akan segera mengumumkan hasilnya begitu audit selesai.

9. Cambridge Analytica bekerja sama dengan Infomartion Commissioner’s Office Inggris Raya
Kami berkomunikasi sejak Februari 2017, saat kami menyambut tim mereka di kantor kami di London untuk memberika transparansi data yang kami miliki.

10. Cambridge Analytica adalah perusahaan yang netral secara politik
Secara global kami bekerja dengan dengan spektrum politik arus utama.

Baca juga: Khawatir data Facebook bocor? Ini cara mengeceknya

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018