Washington (ANTARA News) - Facebook menawarkan hadiah dalam program Data Abuse Bounty, fitur pelaporan penyalahgunaan data pribadi sebagai bagian usaha terkini mereka untuk mengatasi kebocoran informasi pribadi pengguna.

"Program ini akan memberikan imbalan kepada orang-orang yang mengetahui langsung dan memiliki bukti kasus di mana aplikasi platform Facebook mengumpulkan dan mentransfer data pengguan ke pihak lain untuk dicuri, dijual atau digunakan untuk penipuan atau pengaruh politik," tulis Kepala Keamanan Produk Facebook Collin Greene dalam unggahan di blog perusahaan pada 10 April.

Greene mengatakan hadiahnya akan "berdasarkan efek dari masing-masing laporan" dengan minimum hadiah 500 dolar AS atau sekitar Rp 6,87 juta untuk kasus pelanggaran yang terbukti berdampak pada 10.000 orang atau lebih.

Upaya penawaran imbalan tersebut, menurut dia, terinspirasi Bug Bounty, program pencarian bug Facebook yang memberi imbalan bagi orang-orang yang menemukan celah pada keamanan Facebook.

"Meski tidak ada maksimumnya, laporan-laporan bug telah mengumpulkan sampai 40.000 dolar AS untuk orang-orang yang membawa mereka ke kami," ia menambahkan.

Pengumuman proteksi keamanan terbaru ini bertepatan dengan kehadiran CEO Mark Zuckerberg dalam sidang di Kongres Amerika Serikat mengenai kebocoran data 87 juta pengguna jejaring sosial itu.

Facebook menghadapi tekanan di Amerika Serikat dan seluruh dunia setelah pengungkapan pembajakan data oleh konsultan Cambridge Analytica yang bekerja untuk kampanye pemilihan presiden Donald Trump tahun 2016.

"Kami akan meninjau kembali semua laporan-laporan yang absah dan meresponsnya secepat mungkin ketika mengidentifikasi ancaman kredibel terhadap informasi orang," kata Greene mengenai program yang baru.

Kalau kami mengonfirmasi pelanggaran data, kami akan menghentikan aplikasinya dan mengambil langkah hukum terhadap perusahaan yang menjual atau membeli datanya, jika perlu. Kami akan membayar orang yang melaporkan masalah itu, dan kami juga akan meminta mereka yang kami duga terdampak untuk waspada," katanya sebagaimana dikutip AFP.

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018