New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena para investor mencerna perkembangan terakhir hubungan perdagangan antara China dan Amerika Serikat.
China akan meluncurkan sejumlah langkah penting tahun ini untuk memperluas akses pasar secara signifikan, kata Presiden China Xi Jinping pada Selasa (10/4).
Dia juga menjanjikan langkah-langkah, termasuk menurunkan tarif impor secara signifikan untuk kendaraan dan beberapa produk lainnya, dan meningkatkan perlindungan hak kekayaan intelektual.
Komentar Xi sangat meredakan kecemasan pasar jangka panjang untuk perang dagang potensial antara dua negara terbesar di dunia itu.
Para analis mengatakan dengan ketegangan perdagangan yang berkurang, para investor mulai mencari pengembalian yang lebih tinggi dalam aset-aset berisiko. Akibatnya, mata uang dengan imbal hasil relatif tinggi seperti dolar Australia dan dolar Kanada semuanya naik terhadap dolar AS.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,24 persen menjadi 89,625 di akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,2358 dolar AS dari 1,2322 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris meningkat menjadi 1,4181 dolar AS dari 1,4132 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7766 dolar AS dari 0,7703 dolar AS.
Dolar AS dibeli 107,19 yen Jepang, lebih tinggi dari 106,77 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik ke 0,9567 franc Swiss dari 0,9563 franc Swiss, dan jatuh ke 1,2592 dolar Kanada dari 1,2704 dolar Kanada.
Baca juga: Rupiah menguat 22 poin ke Rp13.746 per dolar AS
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018