Jakarta (ANTARA News) - Pada hari ketika co-founder dan CEO Facebook Mark Zuckerberg bersaksi di depan Senat, survei CBS News/YouGov dirilis. Survei ini menunjukkan apa yang dipikirkan pengguna Facebook Amerika tentang jaringan sosial tersebut setelah pengungkapan Cambridge Analytica.
Ringkasnya, 87 juta profil Facebook digunakan oleh perusahaan konsultan Cambridge Analytica tanpa izin, yang kemungkinan melanggar keputusan persetujuan yang ditandatangani Facebook dengan Komisi Perdagangan AS (Federal Trade Commission atau FTC) pada 2011. FTC sedang menyelidiki hal ini.
Dilansir dari laman Phone Arena, menurut survei yang dilakukan kepada pengguna Facebook yang berbasis di AS, 63 persen meyakini bahwa data pribadi mereka tidak aman dan disebarkan ke pihak ketiga yang tidak mereka pilih.
Lebih dari itu, tampaknya orang Amerika tidak terlalu optimis tentang masa depan Facebook, 61 persen dari mereka yang disurvei mengatakan bahwa mereka tidak percaya pada kemampuan Facebook dalam menemukan cara untuk melindungi data pribadi.
Lebih dari itu, 70 persen percaya bahwa Facebook tidak akan dapat membuat cara untuk menghentikan penggunaan akun palsu, dan 69 persen melihat disinformasi akan tetap menjadi bagian dari pengalaman menggunakan Facebook.
Banyak seruan agar pemerintah mengatur media sosial tersebut, di mana 61 persen dari mereka yang disurvei menyetujui hal ini.
Menariknya, 80 persen tidak terkejut mendengar bahwa data pribadi didapatkan oleh perusahaan pihak ketiga, dengan hanya 46 persen menyatakan keprihatinan utama pada perusahaan lain yang mendapatkan data pribadi mereka (40 persen agak khawatir).
Sementara itu, pengacara AS dan Inggris telah bekerja sama untuk mengajukan gugatan class action terhadap Facebook, Cambridge Analytica, SCL Group dan Global Science Research Ltd.
Dalam gugatan itu juga disebutkan Aleksandr Kogan, yang diduga menyerahkan data pribadi dari akun Facebook ke Cambridge Analytica tanpa persetujuan dari pemilik akun.
Gugatan tersebut mengklaim bahwa data pribadi milik 1 juta pengguna Facebook di Inggris, dan 70,6 juta pengguna di AS, tidak semestinya didapatkan oleh perusahaan pihak ketiga tanpa izin.
Baca juga: Rangkaian apologi Mark Zuckerberg sejak 2006
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018