Semarang (ANTARA News) - Polisi mencurigai empat orang yang diduga sebagai pelaku mutilasi yang ditemukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Semarang beberapa waktu lalu. Kapolwiltabes Semarang, Kombes Guritno Sigit Wiranto kepada wartawan di Semarang, Jumat, mengatakan, keempat orang tersebut merupakan orang dekat korban mutilasi dan pernah kenal dengan korban antara tahun 2001-2005. "Mereka kini sedang diperiksa secara intensif oleh polisi, tetapi soal identitas dan tempat tinggalnya, kami harus merahasiakan karena ini berkaitan dengan hak asasi manusia (HAM)," katanya. Menyinggung soal suami korban, Sumardi yang diperiksa kembali, dia mengatakan, pemeriksaan itu untuk memperdalam penyelidikan. "Makanya, kita tunggu saja hasil pemeriksaan terhadap mereka. Kita berharap kasus ini bisa terungkap secepatnya," katanya. Sementara itu, Kapolda Jateng, Irjen Pol. Dody Sumantyawan mengatakan, berdasarkan hasil tes DNA terhadap orang-orang dekat ternyata dari empat orang yang diperiksa, tiga orang identik dengan korban yang diduga hilang, sedangkan seorang lagi tidak. Empat orang yang diperiksa DNA-nya adalah ibu korban, adik, dan kedua anak korban. Kalau penelitian secara ilmiah seperti DNA, menurut dia, mengarah kepada korban yang diduga hilang, tetapi perlu diperkuat dengan keterangan formal, seperti akte kelahiran, golongan darah, termasuk di mana yang bersangkutan pernah melahirkan dan lain sebagainya. Jenderal bintang dua itu mengatakan, hasil penelitian ilmiah sebenarnya sudah mengarah kepada Sofa Rianti (28) penduduk Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Ketika ditanya motif pembunuhan dengan cara mutilasi itu, Kapolda mengatakan, motifnya macam-macam, mengingat korban itu memiliki teman cukup banyak. "Mungkin di antara mereka ada yang kecewa. Dari yang kecewa itu akhirnya melakukan tindakan seperti itu, tetapi yang jelas ada motifnya. Masak membunuh orang tidak ada motifnya," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007