Paris (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan kehadiran Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani dalam sidang eksekutif UNESCO yang digelar untuk pertama kali sejak Indonesia masuk dalam anggota Dewan Eksekutif UNESCO adalah untuk menyampaikan kerangka kerja yang utuh mengenai kebijakan Pemerintah Indonesia di badan tersebut dalam bidang pengembangan sumber daya manusia dan kebudayaan.
Hal itu disampaikan Mendikbud Muhadjir Effendy kepada Antara London di sela-sela Sidang Executive Board UNESCO berlangsung di Markas Besar UNESCO, Paris, Selasa pagi.
Dikatakan dalam sidang Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB itu Menko menyampaikan pernyataan resmi dari Pemerintah Indonesia termasuk komitmen Indonesia untuk memberikan bantuan kepada UNESCO.
Menurut Mendikbud, sebagai salah satu anggota Dewan Eksekutif UNESCO untuk masa bakti 2017-2021, Indonesia ingin meningkatkan peran agar dapat lebih bermakna untuk kepentingan UNESCO.
Kehadiran Indonesia diharapkan dapat dirasakan oleh seluruh anggota UNESCO terutama dalam berbagai kerjasama dan bantuan yang bisa dirasakan negara lainnya.
Selain itu tentunya juga bermanfaat bagi Indonesia dalam rangka pengembangan sdm dan juga dalam mempromosikan kebudayaan Indonesia. UNESCO menganggap Indonesia menjadi super power dalam bidang kebudayaan untuk itu diharapkan promosi di bidang kebudayaan juga semakin meningkat.
Secara terpisah Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Kemendikbud Prof Dr Arief Rachman mengatakan Dewan Eksekutif mengelar sidang dua kali dalam setahun.
Hari ini adalah sidang pertama sejak Indonesia masuk dalam anggota Dewan Eksekutif UNESCO periode 2017-2021. Dikatakannya dalam sidang yang dihadiri seluruh anggota UNESCO setiap negara Anggota Dewan Eksekutif dapat menyampaikan pandangannya dan Indonesia diwakili Menko PMK Puan Maharani.
Dalam sidang Executive Board UNESCO yang dipimpinan Lee Byong-hyun dari Korea secara resmi dibuka Dirjen UNESCO Audrey Azoulay menjelaskan berbagai rencana yang akan dilakukan UNESCO dimasa mendatang. Ia menunjukkan rencana UNESCO melakukan transformasi strategis, untuk mengantisipasi berbagai perubahan dan tantangan, baik yang menyangkut aspek finansial maupun politis.
Salah satu strategi yang akan ditempuh adalah bermitra dengan NGO atau lembaga swadaya masyarakat yang memiliki relevansi kuat secara substansi dengan UNESCO. Untuk itu salah satu komisi di Executive Board telah membahas secara khusus tentang tata cara dan mekanisme kemitraan dengan NGO yang ada di seluruh dunia.
Deputi Wakil Tetap RI untuk UNESCO Bambang Hari Wibisono kepada Antara London, Selasa mengatakan delegasi Indonesia ke Sidang Executive Board selain Mendikbud Muhadjir Effendy, juga hadir Sesjen Kemendikbud Didik Suhardi dan Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan Agama Kemenko PMK Prof Agus Sartono.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018