Penandatanganan kontrak pengadaan senilai 6,24 miliar dolar Amerika Serikat itu dilaksanakan di Jakarta, Selasa, antara Senior Vice President Sales Asia Pacific and India Boeing Commercial Airplane, Dinesh Keskar, dengan CEO Lion Group, Edward Sirait. Turut menyaksikan adalah Menteri Perhubungan, Budi Sumadi, dan pendiri Lion Group, Rusdi Kirana, serta Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Josph Donovan Jr.
Boeing B-737 MAX 10 merupakan seri pesawat terbang lorong tunggal terbesar yang dibuat Boeing namun diklaim memiliki biaya operasional lebih rendah ketimbang seri-seri sebelumnya, apalagi dibandingkan dengan Boeing B-737 klasik sebagaimana yang pertama kali dioperasikan Lion Air, 18 tahun lalu. Data menyatakan, Boeing B-737 MAX 10 mampu menerbangkan 230 orang dengan sumber tenaga CFM International LEAP-1B.
Selain menjadi operator perdana Boeing B-737 MAX 10, menjadikan Lion Air Group sebagai pemesan terbanyak di seri terkini 737 series itu. Ini juga kelanjutan dari komitmen Boeing dan Lion Air Group pada Paris Air Show 2017 lalu.
Sebelum ini, Lion Air Group mengoperasikan Boeing B-737 MAX 9 yang dioperasikan untuk anak perusahaannya yang mengudara di Thailand. Sejauh ini, Lion Air Group mengangkasa dan terdaftar sebagai perusahaan di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Sebelumnya lagi, adalah Boeing B-737 MAX 8 yang disepakati penandatanganan pembeliannya.
“Kami akan mengoperasikan pesawat terbang ini untuk rute lebih jauh karena dia hemat BBM, dan efisien. Kami sedang merancang rute dari Bali atau Lombok ke China atau pada jarak serupa yang lain,” kata Sirait.
Sejalan dengan kontrak pembelian itu, maka Lion Air Group akan menerima Boeing B-737 MAX 10 pertamanya pada 2020 dan yang terakhir pada 2027.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018