Jakarta (ANTARA News) - Ada berbagai studi yang memperlihatkan dampak saat seseorang makan seorang diri. Ada yang mengatakan hal ini tak bagus, namun ada juga studi yang mengatakan makan sendirian justru lebih baik ketimbang makan bersama orang lain.

Sebuah studi dalam jurnal 'Obesity Research & Clinical Practice' tahun lalu, misalnya, yang menunjukkan bahwa 45 persen laki-laki yang makan sendiri terpapar sindrom metabolik.

Orang dewasa, pada umumnya, cenderung mengonsumsi makanan tidak sehat saat sendirian, kata studi itu.

Selain itu ada juga penelitian yang menyatakan bahwa makan sendirian sering mengarah pada kebiasaan makan yang tidak sehat.

Di sisi lain, sebuah penelitian yang dilaporkan oleh American Heart Association pada Maret 2017, menunjukkan makan sendirian sebenarnya adalah ide yang lebih baik daripada makan bersama.

Menurut peneliti, ketika makan bersama orang lain, seseorang lebih mungkin untuk makan makanan bahkan setelah mereka merasa kenyang.

Namun, kondisi ini sangat bergantung pada lingkungan semisal cuaca, suasana hati orang itu, dan waktu hari itu. Ini adalah faktor eksternal yang memainkan peran besar dalam menetapkan tujuan makan seseorang.

Tentunya, dampak kebiasaan makan seseorang terhadap kesehatannya tergantung dia sendiri.

Lalu, bagaimana melawan keinginan mengonsumsi makanan tak sehat?

Memasaklah sendiri. Mulailah seminggu sekali dan secara bertahap tingkatkan jumlah hari Anda memasak.

Cobalah memasak apa pun yang diinginkan tubuh Anda. Berjalan sejenak bisa membantu.

Alternatif makanan yang dapat Anda pilih: kacang, buah-buahan, selai kacang dengan buah-buahan atau sayuran, makanan utuh seperti roti, pisang smoothie, salad sayur, telur rebus, dan ayam atau ikan. Demikian seperti dilansir Times of India.

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018