Kendari (ANTARA News) - Tiga siswa SMA Muhamadiyah di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, berstatus tahanan Lembaga Pemasyarakata (Lapas) melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Buton.
"Ketiganya dapat melaksanakan ujian atas permintaan orang tua dan kami kabulkan kemudian disetujui pihak Lapas Baubau," kata Kepala Sekolah SMA Swasta Muhammadiyah Buton, Andrianto Arifin melalui pesan WhatsApp yang diterima di Kendari, Selasa.
Andrianto menyebutkan, ketiga siswa yang menjadi tahanan Lapas tersebut adalah NA (19) dan SF (18) menjadi tahanan Lapas atas kasus pemerkosaan sejak duduk di kelas X SMU pada 2016, sedangkan AM (17) ditahan atas kasus narkoba pada Maret 2017.
Menurutnya, kendati menjadi tahanan Lapas, ketiga pelajar laki-laki itu merupakan anak bangsa yang masih wajib mendapat pendidikan termasuk mengikuti ujian nasional.
"Mereka juga warga negara Indonesia yang dijamin oleh Undang Undang, dan kita tidak tahu nasib mereka ke depan sehingga kita wajib melaksanakan prosesnya," ujar Adrianto.
Setelah berstatus tahanan, sekolah tidak mengambil kebijakan untuk mengeluarkan ketiga pelajar itu, namun bekerja sama Lapas Baubau agar tahanan putus sekolah ataupun dikeluarkan dari sekolah asal dapat melanjutkan pendidikan di SMA swasta Muhammadiyah Baubau.
"Kita bekerja sama Lapas kalau bisa tahanan yang putus sekolah bisa lanjut ke sekolah kami," tutur Andrianto
Dalam proses pelaksanaanya UNBK ketiga pelajar itu tidak mendapat perlakuan berbeda dengan siswi lainya, akan tetapi mengikuti proses UNBK bersama pelajar SMU lainnya di ruangan yang sama. Selain itu petugas Lapas juga terlihat mengantar dan mengawal tuntas para pelajar hingga UNBK selesai, 12 April 2018.
Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018