Cikarang, Bekasi (ANTARA News) - Petani di Kabupaten Bekasi diminta menjual hasil pertanian ke Badan urusan logistik (Bulog) untuk mengantisipasi tingginya harga beras di pasaran.

"Kalau dijual ke tengkulak memang harganya bisa naik, tapi kan mempengaruhi harga jual di pasaran. Makanya kita minta dijual ke Bulog hasil pertaniannya," kata Kepala Dinas Pertanian Abdullah Karim saat acara panen raya di Kampung Tenjo Laut, Desa Sukamantri, Kecamatan Tambelang, Selasa.

Karim mengatakan pada 2017 realisasi tanam padi seluas 92.942 hektar, 91.979 hektar diantaranya terealisasi panen.

"Untuk realisasi produksi sebanyak 573.939 ton di tahun kemarin," katanya.

Sedangkan di tahun ini sasaran luas tanam sebanyak 98.324 hektar dengan realisasi panen hingga April 2018 sebanyak 5.345 ton.

"Dengan kisaran harga Rp 4.600 sampai Rp 5.800 hingga Maret 2018," kata dia.

Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin mengatakan panen padi di Desa Sukamantri kali ini hasilnya cukup bagus, padi yang dihasilkan sehat dan tidak terserang hama.

"Tahun lalu kan (sawah) habis oleh hama wereng, tapi panen kali ini hasilnya bagus. Padinya sehat sekitar 8 ton per hektar. Ini sangat luar biasa. Sistem saat ini semua bahannya dari hayati dan harganya lebih murah," katanya.

Untuk persoalan air, dirinya mengatakan sudah memerintahkan dinas terkait untuk menormalisasi saluran air yang dangkal.

"Kegiatan itu (normalisasi) akan dilakukan di 2019 mendatang," katanya.

Pihaknya akan terus melakukan upaya untuk mendorong peningkatan hasil pertanian khususnya beras, diantaranya pemanfaatan teknologi, sistem tanam jajar legowo, dan penggunaan benih unggul berkualitas.

"Serta menekan angka susut panen. Karena pertanian tetap menjadi prioritas kami," kata dia.

Baca juga: Jumlah lahan pertanian Bekasi terus menyusut

Pewarta: Mayolus Fajar Dwiyanto
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018