Jakarta (ANTARA News) - Sushi adalah makanan asal Negeri Sakura yang kini banyak ditemui di Indonesia. Adanya perbedaan selera lidah turut mempengaruhi adanya modifikasi, terutama di bumbu yang tersedia di meja.
Di restoran sushi yang berada di Jakarta, misalnya, tidak cuma ada wasabi, kecap Jepang shoyu dan jahe, tapi ada bubuk cabai untuk mengakomodasi lidah Indonesia yang gemar pedas.
Chef Keitaro Aida dari Sushi Tei menjelaskan tata cara makan sushi di negara asalnya dan seperti apa kebiasaan yang kerap dilakukan di Indonesia.
Salah celup shoyu
Shoyu seharusnya dicelupkan pada ikan. Tapi kebanyakan orang Indonesia melakukan hal sebaliknya. Mereka mencelupkan (atau "menenggelamkan") nasi ke dalam shoyu.
"Harusnya dibalik, ikannya yang pakai shoyu, kalau di sini nasinya yang dicelupkan," ujar Keitarou pada ANTARA News.
Ibarat sambal di masakan Padang, Keitarou mengatakan shoyu adalah pelengkap yang menambah kelezatan sushi.
Baca juga: Resep membuat sushi karaage abon a la restoran di rumah
Baca juga: Resep mudah membuat temaki sushi
Mencampur shoyu dengan cabe atau wasabi
Sebagian orang biasanya membuat "ramuan" sendiri yang terdiri dari shoyu, bubuk cabe dan wasabi. Di Jepang, Anda tidak akan menemukan "ramuan" seperti itu. Sushi biasanya hanya dimakan dengan sedikit shoyu tanpa campuran apa pun.
"Di sini orang suka pedas, jadi ada bubuk cabe, di sana (Jepang) tidak ada."
Setiap sushi biasanya sudah diberi sedikit wasabi, di antara ikan dan nasi.
"Jadi sebenarnya tidak usah pakai wasabi lagi, tapi semua tergantung selera," kata dia.
Bila memang ingin menambahkannya, cukup letakkan secuil di atas ikan.
Tangan atau sumpit?
Pada dasarnya, sushi dimakan langsung dengan tangan. Chef sushi yang sudah berpengalaman akan membentuk sushi dengan ukuran yang pas untuk dimakan dalam satu suapan.
Langsung makan sushi setelah disajikan
Ketika chef menyajikan sushi di piring Anda, sebaiknya segera makan tanpa harus membuang waktu untuk mengabadikannya agar bisa diunggah di media sosial. Bukan tanpa sebab, sushi yang dibiarkan berlama-lama tidak akan selezat sushi yang baru disajikan.
"Kalau tidak langsung dimakan, nasinya akan mengeras, ikannya juga tidak terlalu segar lagi," katanya.
Di restoran sushi pada umumnya, chef menyesuaikan waktu saat menyajikan sushi satu demi satu setelah pelanggan selesai menyantap menu sebelumnya, agar mereka bisa menikmati sushi dalam kondisi terbaik.
"Mereka membuat sushi sambil melihat tamu, kalau sudah habis, baru dibikinin lagi," kata chef yang sudah 18 tahun di Indonesia itu.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018