Dalam sebuah laporan baru dari Council of Contemporary Families (CCF), hasil studi tentang dinamika hubungan dan bagaimana hubungannya dengan pekerjaan rumah tangga bersama termasuk belanja, mencuci piring, mencuci baju, dan membersihkan rumah sudah terungkap - dan sekarang saatnya untuk berbagi tugas.
Menurut temuan mereka, wanita dalam hubungan heteroseksual yang lebih sering mencuci piring kotor dilaporkan lebih sering berselisih, kurang puas atas hubungan dengan pasangan dan kurang puas atas kebutuhan seksual dibandingkan perempuan yang berbagi tugas cuci piring dengan pasangannya.
Pentingnya bergiliran mencuci piring dibuktikan dari hasil penelitian yang menyatakan sumber kepuasan terbesar bagi perempuan di antara semua tugas rumah tangga adalah mencuci piring.
Membersihkan piring kotor rasanya jorok, apalagi bila yang harus dibersihkan bukan piring Anda dan sudah lama teronggok di tempat cuci piring.
Tetapi faktor kotor hanyalah salah satu bagian dari ketidakpuasan hubungan yang terkait dengan mencuci piring.
Dan Carlson, asisten profesor sosiologi di Universitas Utah, dan penulis utama studi tersebut mengatakan bahwa pekerjaan itu tidak menghasilkan pujian.
"Apa yang harus dikatakan? 'Oh, piring ini begitu ... gemerlapan?'" katanya seperti dikutip Independent.
Tugas ini juga biasanya dianggap sebagai pekerjaan perempuan yang merasa mereka sendiri lebih rendah karena harus mengerjakan pekerjaan yang tidak mau dilakukan orang lain, kata Carlson, yang akibatnya berujung pada ketidakpuasan.
Namun, kabar baiknya adalah mencuci piring dan belanja kini adalah tugas yang dikerjakan kedua belah pihak.
Pada 2006, 30 persen dari pasangan berbagi tugas belanja dan 29 persen mengatakan mereka berbagi tanggung jawab mencuci piring.
Jadi pada saat pasangan Anda meminta Anda untuk mencuci piring, akan lebih bijak untuk mengiyakannya.
Baca juga: Pasangan beda agama? Ini yang harus disiapkan sejak awal
Baca juga: Lima cara minta putus dengan si dia
Baca juga: Sinyal hubungan bisa bertahan lama
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018