Israel tidak memastikan atau membantah melakukan serangan itu, tapi pejabat Israel menyatakan pangkalan udara Tiyas, atau T-4, digunakan oleh pasukan dari Iran dan bahwa Israel tidak dapat menerima kehadiran musuh bebuyutannya itu di Suriah.
Garda Revolusi, tentara paling kuat Iran, bertempur untuk mendukung presiden Suriah Bashar al-Assad selama beberapa tahun belakangan. Lebih dari 1.000 orang Iran tewas di Suriah, termasuk anggota penting pasukan itu.
Kantor berita setengah resmi Fars pada Senin menyatakan dua pembela kuil itu, Seyed Ammar Mousavi dan Akbar Zavar Jannati, tewas dalam serangan udara jet tempur rezim Zionis.
Iran menyebut pejuangnya di Suriah pembela kuil seperti yang dikatakannya bahwa pasukan itu berada di sana untuk melindungi Kuil Zeinab, tempat suci Syiah di dekat Damaskus.
Dalam laporan selanjutnya, Fars menyatakan pejuang ketiga bernama Mehdi Lotfi Niasar tewas dalam serangan itu.
Pengamat Hak Asasi Manusia Suriah, yang bermarkas di Inggris, menyatakan setidak-tidaknya 14 orang tewas, termasuk beberapa pejuang dari berbagai kebangsaan.
Serangan itu terjadi beberapa jam sesudah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan tentang "harga besar harus dibayar" menyusul laporan tentang serangan gas beracun di kota Douma, yang dikuasai pemberontak, yang menewaskan puluhan orang, termasuk anak-anak, demikian Reuters.
(Uu.B002/B012)
Pewarta: SYSTEM
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018