Menurut Joko, timnya lebih banyak menguasai bola dan menciptakan banyak peluang untuk mencetak gol, tapi hanya satu peluang yang mampu dimaksimalkan menjadi gol.
"Pada babak pertama, kami lebih menguasai keadaan. Bahkan, (Thiago) Furtuoso hampir saja menciptakan gol kedua, namun bola tendangannya melewati atas mistar," katanya usai pertandingan.
Tim berjuluk "Singo Edan" sempat memimpin di babak pertama lewat gol Furtuoso setelah memanfaatkan kelengahn sisi kanan pertahanan tuan rumah.
Borneo FC justru tampil lebih percaya diri di hadapan pendukungnya pada babak kedua dan berhasil membalikkan dengan mencetak dua gol balasan melalui Titus Bonai dan Lerby Eliandri.
Meskipun gagal meraih poin, Joko Susilo tetap puas dengan penampilan anak asuhnya yang menunjukkan grafik peningkatan ketimbang dua laga sebelumnya.
"Anak-anak sudah berusaha keras, banyak peluang yang kami ciptakan. Perubahan dan perbaikan yang kami janjikan sebenarnya sudah kami jalani," ujarnya.
Joko juga menimpali, "pertandingan tadi jauh lebih bagus dari dua pertandingan sebelumnya, hanya saja tidak bisa mengubah hasil. Kami tetap kalah, ini hal menyakitkan," ungkap pelatih yang akrab disapa Gethuk ini.
Ia mengaku kecewa dengan kepemimpinan wasit Adi Riyanto yang keputusannya sering menguntungkan tuan rumah.
"Pertandingan tadi banyak juga kesalahan dari wasit. Tekanan menjadi banyak buat tim tamu, tapi ini bukan alasan yang mendasar buat kami. Sebenarnya wasit tidak terlalu mencolok, tapi kalau melihat kinerjanya, tekanan mengarah ke pihak kami," ucapnya.
Menurut Joko, pertandingan sebenarnya berjalan dengan intensitas cukup tinggi, karena setidaknya ada 23 pelanggaran yang terjadi.
Wasit Adi Riyanto bahkan harus mengeluarkan dua kartu kuning untuk pemain Arema FC, Dendi Santoso dan Israel Wamiau.
Joko menilai tekanan akibat buruknya kepemimpinan wasit sangat mengganggu konsentrasi pemain Arema FC, sehingga kecolongan dua gol dari Borneo FC di babak kedua.
"Pemain kami siap semua, hanya konsentrasi yang memang sedikit mulai terganggu dengan kepemimpinan wasit," tambahnya.
Pewarta: Arumanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018