Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Yusuf Kalla menyatakan eksistensi Organisasi Radio Amatir Indonesia (Orari) tetap dibutuhkan, terutama untuk menjangkau daerah-daerah yang tidak dapat dilakukan melalui sambungan telepon maupun telepon seluler. "Pengalaman menujukkan saat terjadi bencana seperti gempa bumi, yang pertama tumbang adalah menara transmisi telepon dan telepon seluler, juga listrik mati. Saat itulah Orari memainkan peranannya," katanya sesaat sebelum membuka Rakernas Orari 2007 di kantor Wapres, Jakarta, Jumat. Ia menambahkan, beragam teknologi komunikasi yang ada saat ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Di wilayah Indonesia yang luas, tidak semua area dapat dijangkau oleh sambungan telepon apalagi telepon seluler, karena itu peran radio sebagai sarana komunikasi tetap dibutuhkan terutama untuk menjalin interaksi dengan masyarakat di daerah terpencil terutama dalam kondisi darurat seperti bencana alam, gempa bumi dan tsunami. Jadi, tambah Wapres, beragam teknologi yang ada termasuk yang dimiliki Orari tetap dapat dimanfaatkan oleh masyarakat mengingat komunikasi adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. "Saat ini, teknologi radio, memang sudah beralih dengan adanya sms-sms-an melalui telepon seluler yang sangat mudah dibawa kemana saja. Namun bukan berarti teknologi radio tidak lagi dibutuhkan," ujar Yusuf Kalla. Sementara itu ketua Umum Orari, Sutiyoso, mengatakan saat ini Orari memiliki 82.345 orang anggota tersebar di 31 Orari tingkat Propinsi dan 385 Orari lokal di tingkat Kabupaten/Kota. Dalam usianya yang telah 39 tahun, Orari banyak melakukan berbagai kegiatan, terutama dukungan komunikasi dalam berbagai musibah yang akhir-akhir ini banyak terjadi di tanah air, katanya. Sutiyoso menambahkan Orari juga membantu mempromosikan pariwisata Indonesia melalui jaringan radio serupa internasional, mengingat ORARI merupakan potensi nasional dan cadangan nasional dibidang telekomunikasi dan elektronik radio.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007