Jalan itu sudah bisa dilalui kendaraan--seperti kondisi normal--, setelah Kementerian PUPR menurunkan satu alat berat dan dua truk dum untuk menyingkirkan material longsor berupa lumpur bercampur batu dan pohon yang tumbang. Material longsor sempat menutup badan jalan sepanjang 15 meter di Desa Malati dan Wangunjaya, sehingga menutup akses penghubung antarkabupaten.
Hery kordinator lapangan dari Kementrian PUPR bagian Jabar Selatan, saat dihubungi Senin, mengatakan, pihaknya dibantu warga TNI/Polri, akhirnya dapat membuka kembali jalur tersebut setelah sempat kesulitan menyingkirkan material longsor.
"Selang satu hari mendapat laporan adanya bencana alam longsor yang menutup jalan nasional penghubung utama antar kabupaten itu, kami langsung menurunkan alat berat dan dibantu warga sekitar TNI/Polri, jalan tersebut sudah dapat dilalui kembali," katanya.
Selanjutnya dalam waktu dekat, pihaknya akan memperbaiki tebing dan jalan yang saat ini masih dalam proses lelang agar layak dan aman dilalui kendaraan dari kedua arah."Saat ini masih menunggu proses lelang untuk pembangunan," katanya.
Informasi dihimpun, dua hari sebelumnya, hujan lebat dengan intensitas tinggi sempat menyiram kawasan Naringgul selama beberapa jam, sehingga menyebabkan tebing setinggi 25 meter di bagian kanan jalan longsor hingga menutup ruas jalan.
Akibatnya akses menuju Bandung atau sebaliknya menuju Cianjur, terputus karena tertutup material longsor sepanjang 15 meter dengan ketinggian mencapai 5 meter. Ratusan kendaraan terpaksa tidak dapat melintas, hingga proses evakuasi material longsor selesai dilakukan.
Danramil Naringgul Kapten Arm Sulur, menjelaskan meskipun saat ini sudah dapat dilalui kawasan hutan Wangunjaya masih rawan terjadi longsor susulan, sehingga pihaknya mengimbau penguna jalan untuk ekstra waspada saat melintas.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018